JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tabir kasus hoaks 7 juta surat suara tercoblos mulai tersingkap. Rabu (9/1), Polri mengungkap penangkapan terhadap tersangka kasus hoaks surat suara berinisial BBP. Dia diduga kuat merupakan pembuat video hoaks surat suara. Hal tersebut disimpulkan dari hasil analisa Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Suara dalam video dan suara BBP identik dengan persentase 99,2 persen.
Direktur Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) Bareskrim Brigjen Rachmat Wibowo menuturkan, setelah menangkap tiga penyebar hoaks surat suara, penyidik menganalisa suara dalam video. Lalu, penyidik memeriksa sejumlah akun media sosial untuk menemukan suara yang mirip.
”Dari sana kemudian diduga suara berasal dari BBP,” tuturnya.
Penyidik yang memantau akun media sosial milik BBP menemukan fakta bahwa BBP menutup akun miliknya. Namun, petugas sudah mengetahui keberadaan BBP.
”Akhirnya dia ditangkap di Sragen, Senin (7/1),” ujarnya.
Kasubdit I Dittipid Siber Bareskrim Kombespol Dani Kustoni menjelaskan, dari pemeriksaan diketahui BBP ini ternyata ingin melarikan diri dengan pergi ke Sragen. Dia meninggalkan rumahnya beberapa hari sebelumnya.
”Handphone dan sim card miliknya juga dibuang,” tuturnya.
Sesuai pengakuan tersangka, diketahui bahwa dia sengaja melakukan perekaman video hoaks surat suara tercoblos. Persiapan konsep dan eksekusi teknis pembuatan hoaks dilakukan BBP.
”Ini unsur sengajanya masuk,” urainya.
Pada bagian lain, Ahli Digital Forensik Puslabfor Kombespol M Nuh menjelaskan, metode yang digunakan untuk mengetahui identitas suara video hoaks surat suara tercoblos adalah audio forensik. Dari analisa audio forensik perbandingan antara suara di video dengan suara BBP hasilnya memiliki skor 99,2 persen. ”Ini diartikan very strong identification,” tuturnya.
Jadi, sangat kuat bahwa BBP pemilik suara dalam video hoaks tersebut. Dia menjelaskan bahwa hasil dari Puslabfor ini sangat sulit dibantah.
”Yang jelas suara itu memiliki semacam sidik jari,” paparnya.
Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, saat ini didalami siapa yang menyuruh BBP membuat berita hoaks tersebut. Untuk menemukan siapa di balik BBP, maka akan dianalisa sejumlah hal. ”Khususnya jejak digital,” tuturnya.