SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Ketujuh korban pencabulan oleh pembimbing rohani berinisial IAG di Surabaya beberapa waktu yang lalu sudah dipindahkan ke tempat aman. Lima di antara tujuh korban pencabulan itu berjenis kelamin perempuan. Mereka adalah F (21), M (17), R (20), MN (21) dan AP (8).
Sementara itu, dua korban lainnya berjenis kelamin pria, yaitu F (13) dan YN (13). Semuanya berasal dari Nias, Sumatera Utara.
“Mereka langsung dievakuasi. Tujuh korban itu tidak lagi tinggal di rumah pelaku,” ujar Kabidhumas Polda Jatim Kombes R.P. Argo Yuwono merahasiakan lokasi pemindahan tersebut.
Para korban selama ini dibatasi ruang geraknya dengan dunia luar. IAG hanya mengizinkan mereka keluar rumah untuk sekolah dan langsung pulang ke rumah. Karena itulah, meski sudah dicabuli berkali-kali selama bertahun-tahun, mereka tidak berani menolak dan melawan. Mereka hanya bisa pasrah ketika didatangi pelaku dan diajak berbuat cabul.
Sementara kasus itu baru terungkap ketika ada seorang korban yang sudah tidak kuat dengan perlakuan IAG. Perempuan itu kabur dari rumah tinggal yang selama ini ditempatinya bersama korban lain. Setelah kabur, dia menceritakan kejadian yang menimpanya dan diteruskan ke polisi.
Diberitakan sebelumnya, Polda Jawa Timur menangkap seorang pembimbing spiritual bernama IAG. Dia diduga menjadi pelaku pencabulan terhadap tujuh anak asuhnya. Lima di antara mereka adalah perempuan dan dua lainnya laki-laki. Pencabulan itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun. (eko/did/c5/fat/flo)
Sumber: JPNN
Editor: Hary B Koriun