JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sejumlah wilayah di Indonesia saat ini tengah digemparkan oleh aksi terorisme. Hal itu membuat sejumlah penangkapan terhadap terduga teroris dilakukan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88.
Menurut Peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (PSDR) LIPI Cahyo Pamungkas, salah satu sumber berkembangnya ideologi radikal adalah lingkungan keluarga.
Karena itu, untuk mencegah paham radikal terus berkembang, lingkungan keluarga harus sangat diperhatikan. Adapun penyelesaian terorisme dengan pendekatan keamanan dinilai tidak efektif memutus mata rantai kelompok radikal tersebut.
"Berkembangnya ideologi terorisme di masyarakat luas karena gerakan gagasan atau ide radikalisme seringkali terjadi melalui keluarga teroris," katanya di gedung Widya Graha LIPI Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (17/5/2018).
"Kalau penyelesaiannya hanya pendekatan keamanan saja, tentu tidak akan mampu memutus mata rantai terorisme yang telah menyebar luas ke berbagai sendi kehidupan masyarakat," jelasnya.
Pendekatan untuk memutus rantai terorisme, paparnya, bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak pelaku teror. Di samping itu, pemberdayaan anggota keluarga lain khususnya perempuan menjadi kuncinya.
"Pendekatan positif bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak pelaku teror, memberdayakan perempuan bagi keluarga yang ditinggalkan kepala keluarganya karena tersangkut masalah terorisme," imbuhnya.