Cahyo pun memandang, strategi deradikalisasi terhadap konten-konten
bernada kebencian belum maksimal. Karena itu, dibutuhkan kerja ekstra
lagi oleh seluruh pihak untuk melawan konten-konten tersebut.
"Gerakan terorisme dilakukan tidak hanya gerakan flsik, tapi juga
penyebaran ideologi kekerasan di media sosiai. Meskipun upaya antisipasi
dan perlawanan terhadap narasi di media sosial telah dilakukan, tetapi
masih dinilai kurang optimal," sebutnya.
Dia menambahkan,
intoleransi yang tersebar di dunia maya maupun dunia nyata merupakan
cikal-bakal berkembangnya gerakan terorisme sehingga fakta itu juga
harus menjadi fokus utama Kepolisian dan masyarakat.
"Jadi,
kami tidak dapat mengesampingkan fakta menguatnya intoleransi di
Indonesia. Karena dikhawatirkan akan menjadi lahan subur gerakan
terorisme," tutupnya. (sat)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama