JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pihak kepolisia hingga saat ini masih belum bisa memecahkan teka-teki di balik siapa pelaku penyiraman penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Padahal, sejauh ini sudah dibentuk tim gabungan antara Polri dan KPK. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Rikwanto, sampai saat ini pihaknya masih mencari pelaku penyiraman Novel Baswedan.
Dikatakannya, siapapun yang mempunyai informasi terkait pelaku untuk segera melaporkan ke pihak kepolisian.
"Ya pelakunya sedang dicari oleh penyidik, kita tunggu saja mudah mudahan dapat berita bagus nanti kita sampaikan ke media. Hanya kalau memang siapapun, termasuk saudara Novel, mempunyai informasi tentang dugaan siapa pelakunya lebih baik lagi disampaikan," ujarnya di Jakarta Rabu (6/9/2017).
Terkait itu, pihak kepolisian memang sudah mengugaskan jajarannya bersama dengan pihak KPK ke Singapura untuk menemui Novel Baswedan. Namun, dari hasil pertemuan tersebut belum juga mendapat titik terang siapa pelaku penyiram Novel. Dia menyatakan, Novel dalam kasus ini tidak bisa menduga-duga siapa pelaku penyiramnya.
Kata dia, suatu yang disebutkan harus mempunyai data akurat agar tidak mencemarkan nama baik seseorang atau institusi.
"Jadi, jangan dugaan-dugaan saja, jangan merusak nama pihak lain yang tidak ada faktanya. Kasihan masyarakat jadi bingung, kalau ada informasi bagus apalagi itu faktual harus disampaikan dan segera kami tangkap. Kami nggak main-main, kami mau bersih dan bekerja profesional," tegasnya.
Dia menyatakan, Novel juga menyulitkan kinerja Polri karena enggan memberikan data siapa pelaku penyiramnya.
"Ya berarti kan dia sendiri yang menyulitkan, kalau memang dia punya fakta soal itu, ada keyakinan pelakunya siapa dan dia tahu ya lebih cepat lebih baik kan," ungkapnya.
Di sisi lain, kendati sedang bergejolak antara Novel Baswedan dan Aris Budiman, pihak kepolisian akan bekerja secara profesional untuk mencari siapa pelaku penyiramnya.
"Kami profesional ya, siapapun yang punya informasi bagus tentang siapa yang diduga pelaku harus disampaikan. Jangan berasumsi-asumsi, jangan beropini opini," tuntasnya. (cr5)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Uta,a