KALEIDOSKOP KOTA PEKANBARU (2-HABIS)

Masalah Kota Masih Belum Terselesaikan

Feature | Sabtu, 31 Desember 2022 - 14:30 WIB

Masalah Kota Masih Belum Terselesaikan
Sejumlah kendaraan menerjang banjir di Jalan Dharma Bakti, Kecamatan Payung Sekaki, Kamis (8/12/2022). Masalah banjir di Kota Pekanbaru masih belum teratasi hingga saat ini. (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

BANJIR, sampah, dan jalan rusak. Ketiga masalah di Kota Pekanbaru ini terus menjadi sorotan hingga akhir masa jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru Firdaus-Ayat. Sampai-sampai saat melantik Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Pekanbaru Muflihun, Gubernur Riau (Gubri)  Syamsuar memberi tugas utama untuk bisa menyelesaikan ketiga masalah tersebut.

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru


SEPERTI tak ingin membuang-buang waktu, Muflihun langsung membuat program 100 hari kerjanya. Target utamanya, sampah tak lagi menumpuk dan jalan-jalan tak lagi tergenang.

Dimulai dengan Deklarasi Pekanbaru Bebas Sampah pada 6 Juni 2022. ”Sebagai upaya mencintai Kota Pekanbaru yang bersih, indah, dan tertata rapi, kami Penjabat Wali Kota Pekanbaru, forkopimda dan tokoh masyarakat bertekad mewujudkan Pekanbaru bersih sampah,”  kata Pj Wako saat membacakan deklarasi, waktu itu.

Demi mencapai hal itu, ada tiga hal yang akan jadi fokus utama. Pertama, berperan aktif dalam pengurangan sampah. Kedua, melakukan sosialisasi masyarakat peduli sampah. Dan ketiga melakukan aksi tiga R, yaitu reduce, reuse dan recycle.

Untuk menunjang ini, pemko juga menggelar apel pencanangan gotong-royong massal pada 8 September 2022 dengan melibatkan forkopimda.

Di sisi lain, desakan dari DPRD Pekanbaru agar pemko meninjau ulang kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengangkutan sampah sempat membuat Muflihun mempertimbangkannya.  Sistem Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) pengelolaan sampah menjadi salah satu alternatif pilihan.

Namun ini gagal karena ternyata pemko tetap memutuskan memakai jasa pihak ketiga.  Muflihun beralasan, batalnya rencana penerapan BLUD dalam pengangkutan sampah karena kajiannya yang belum tuntas.

”Kajiannya (BLUD pengelolaan sampah, red) itu selesai bulan Januari (2023, red). Kan tak mungkin kita menunggu itu. Mau tidak mau kita tetap jalan seperti biasa,” kata Muflihun saat itu.

Proses lelang pun dimulai 30 November 2022. Hasilnya, 26 Desember 2022, nama perusahaan pemenang lelang. PT Ella Pratama Perkasa (EPP) sebagai pemenang jasa pengangkutan sampah zona 1 dengan nilai kontrak sebesar Rp27 di mana  nilai pagu anggarannya sebesar Rp28,4 miliar.  

Kemudian, pemenang lelang jasa pengangkutan sampah zona 2 yakni PT  Samhana Indah (SHI) yang juga merupakan rekanan pemko  sebelumnya untuk mengangkut sampah di zona 2 tahun 2022. SHI menang dengan nilai kontrak sebesar Rp28,8 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp29,5 miliar.

Penjabat (Pj) Sekko Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, dengan telah rampungnya proses lelang angkutan sampah tahun 2023 di Kota Pekanbaru, Pemko Pekanbaru akan melakukan tanda tangan kontrak.

”Kalau tidak ada masalah, kita tanda tangan kontrak kerja sama bersama kedua pihak ketiga, pada 30 Desember 2022 mendatang. Supaya mereka bisa mulai kerja per tanggal 1 Januari 2023,” kata Indra Pomi.

Banjir dan Genangan
Masalah lain yang masih menghantui Kota Pekanbaru adalah banjir. Tak hanya merendam permukiman warga, banjir juga kerap merendam badan jalan protokol dan alternatif hingga menyulitkan warga.

Meski masterplan penanganan banjir telah selesai dibuat, namun realisasinya masih belum dijalankan mengingat perlunya anggaran besar untuk mengatasi banjir. Setidaknya perlu dana Rp180 miliar untuk mengahatasi 375  titik masalah dan 112 titik banjir yang terdapat dalam masterplan.

Sebagai langkah jangka pendek, Pj Wako Pekanbaru Muflihun pun mengintruksikan beberapa kebijakan. Seperti gotong-royong (goro) massal dengan melibatkan Forkopimda Pekanbaru. Goro massal dilakukan untuk membersihkan saluran drainase dan lumpur dan sampah. Ini intens dilakukan pada bulan September 2022. Kebijakan lainnya adalah normalisasi sungai dan anak sungai. Juga drainase.

Kepala Dinas PUPR Pekanbaru, Indra Pomi Nasution mengatakan, untuk mengatasi banjir pihaknya terus melakukan upaya normalisasi sungai dan drainase untuk mengatasi masalah banjir dengan mengerahkan satu unit ekskavator. Bahkan pihaknya juga rutin melakukan pembersihan parit dan drainase yang berada di dalam kota. Di mana salah satu penyebab banjir adalah daya tampung drainase tidak lagi mampu menampung debit air.

Langkah ini sempat membuahkan hasil. Genangan di sejumlah ruas sempat berkurang. Namun, itu tak berlangsung lama. Banjir tetap kembali menyapa.

4 Oktober 2022, sejumlah wilayah di Kota Pekanbaru terendam banjir. Kepala Bidang Kedararutan dan Logistik BPBD Pekanbaru Alan Kurnia saat itu mengungkapkan, akibat hujan dengan intensitas tinggi yang menerpa Kota Pekanbaru, terdapat 11 titik banjir yang terpantau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru.

Di mana belasan titik banjir itu tersebar di sejumlah lokasi yaitu Jalan Taman Sari, Jalan Kencana, Jalan Assakinah (Perumahan Fauzan), Jalan Cengkeh (Perumahan Mande Villa), Jalan Akasia (Sungai Batak), Jalan Bambu Kuning, dan Gedung BI.

Lalu di Jalan Sembilang yaitu di dekat samping SPBU Jalan Dwikora, Jalan Sekolah Rumbai, dan gedung Pasar Bawah yaitu area basement tergenang air. Juga ada perumahan yang tergenang banjir hingga mencapai paha orang dewasa.

Sementara ini, kata Alan, ada sekitar 97 rumah warga yang terdampak banjir. Bahkan ada perumahan yang meminta bantuan untuk menyediakan tenda sebagai tempat pengungsian.

Juga terdapat 85 rumah yang terdampak banjir di Perumahan Fauzan, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya. Kemudian 12 rumah juga terdampak banjir di Jalan Karya Bersama, Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya. Dua titik ini, debit air setinggi lutut orang dewasa.

”Kondisi terparah ditemui di Jalan Kencana Perumahan Attaya, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya. Lokasi ini, debit air mencapai pinggang orang dewasa,” ungkapnya.

Banjir kembali terjadi pada 22 Desember 2022. Kalaksa BPBD Kota Pekanbaru Zarman Chandra mengungkapkan, sekitar 301 kepala keluarga (KK) terdampak banjir dan 303 rumah warga juga terendam yang berada di Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Sail dan Kecamatan Tenayan Raya.

Bahkan satu unit rumah di Kelurahan Bencah Lesung, Kecamatan Tenayan Raya, hancur terbawa longsor. ”Untuk ketinggian banjir yang terjadi di Kota Pekanbaru sangat beragam, mulai dari 50 cm hingga 1,5 meter. Paling parah di Perumahan Attaya di Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya mencapai 1,5 meter,” sebutnya. 

Jalan Rusak dan Galian Proyek
Persoalan lain yang kalah pentingnya adalah jalan rusak. Jumlah ruas jalan yang rusak semakin bertambah seiring pengerjaan beberapa proyek. Yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Proyek IPAL di wilayah Kecamatan Sukajadi masih banyak menyisakan beberapa jalan dalam kondisi rusak. Lalu di wilayah Kecamatan Senepalan. Termasuk pengerjaan proyek di Jalan Jenderal Sudirman.

Sementara proyek SPAM yang banyak dikeluhkan membuat jalan rusak seperti di Jalan Dahlia, Jalan Jendral, Jalan Adi Sucipto, Jalan Kartama, dan beberapa ruas lainnya.

Jalan rusak tak hanya disebebkan galian proyek. Tapi ada juga akibat drainase yang tak berfungsi sehingga badan jalan kerap terendam saat hujan turun. Ini banyak terjadi pada jalan-jalan alternatif.

Seperti  Jalan Delima, Jalan Cipta Karya, Jalan Taman Karya, Jalan Payung Sekaki, Jalan Dharma Bakti, Jalan Paus, dan masih banyak lagi.

Kepala Dinas PUPR Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, pemko akan segera melakukan perbaikan jalan. Perbaikan dilakukan dengan tambah sulam dan pengaspalan ulang (overlay). Tapi itu baru akan dilakukan pada 2023.(dof/ayi/gus/yls)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook