Nanti, tambahnya kalau seandainya dia menjadi mandatori, dia akan menjadi perairan wajib pandu. "Kita minta naik status dari volunteer menjadi mandatori, nah ini harus diusulkan ke IMO, tapi kita harus etis dengan dua negara lainnya Malaysia dan Singapura. Kita jangan sampai kalah dengan mereka," ujarnya lagi.
Untuk Menjadi Perusahaan Besar
Sisi lain Jonedi Ramli menyinggung tentang integrasi Pelindo Indonesia. Menurut dia, tujuan integrasi itu banyak manfaat, tujuan utamnya untuk Pelindo ini menjadi perusahaan besar, supaya kedua reaper service-nya sama, tarif, bentuk pelayanannya dan sebagainya sama. Bahkan, nanti bisa penurunan logistik khususnya untuk pelayaran Indonesia.
Tujuan lain dari integrasi atau penggabungan Pelindo ini adalah untuk mewujudkan konektivitas maritim nasional dan jaringan ekosistem pelabuhan kelas dunia.
"Kalau kita di Dumai menunggu. Belum ada yang dilakukan, hanya menunggu kebijakan seperti apa. Seluruh karyawan mendukung. Sebab tujuannya adalah untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia juga," ujarnya.
Tantangan ke depan, lanjut dia memang cukup komplek. "Namun bagaimanapun kita harus menjadikan pelabuhan Indonesia memiliki hak yang sama. Kita kan tau, barang yang sifatnya kontainer selama ini harus dikirim dulu ke Singapura atau ke Port Klang Malaysia, setelah itu baru kapal besar itu bisa mengangkut petikemas atau barang bawaannya ke ke China atau ke Eropa," ujarnya.
Apa yang telah disiapkan Pelindo Dumi menghadapi penggabungan ini, Jonedi menyebut Pelindo Dumai sudah menyiapkan semuanya baik untuk kegiatan di laut maupun di darat. Kalau kegiatan di laut Pelindo sudah menyiapkan pandunya sebanyak 39 orang baik pandu laut maupun pandu bandar, penyiapan armada tug boatnya dan sebagainya.
Dia menambahkan, cita-cita ke depannya kalau bisa Pelindo Dumai sudah siap dengan semua sarana dan prasarananya, ini tujuannya supaya barang yang dalam kontainer itu tidak perlu lagi ke Singapura atau ke Port Klang, dia langsung ke Cina, Eropa atau negara tujuan lainnya.
"Karena hampir 40 persen kontainer dari dan ke Singapura itu kargo atau kontainer Indonesia, baik impor maupun ekspor," ujarnya.
Inilah chalange (tantangan) buat Indonesia bagaimana Indonesia bisa menciptakan pelabuhan yang siap dengan kedalaman dan prasarananya supaya kapal-kapal besar itu yang jenis post panamax bisa langsung ke Indonesia atau ke Pelabuhan Dumai atau pelabuhan lain di Indonesia tidak lagi lewat Singapura.
Selama triwulan I tahun 2021, throughput Pelindo 1 Dumai mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan melayani kunjungan kapal dengan total volume 9.955 gross tonnage (GT), meningkat 1,33 persen dibandingkan dengan triwulan I tahun 2020 yang sebanyak 9.824 GT.
Begitu juga dengan trafik bongkar muat petikemas yang mengalami peningkatan yang signifikan selama triwulan I tahun 2021. Pelindo 1 Dumai melakukan bongkar muat petikemas sebanyak 3.608 box, naik 43,23 persen dibandingkan triwulan I tahun 2020 sebesar 2.519 box.***