KISAH PARA KSATRIA PEMADAM API

"Tuhan Tak Akan Memasukkan Pemadam Kebakaran ke Neraka, karena…"

Feature | Selasa, 07 Januari 2020 - 00:20 WIB

"Tuhan Tak Akan Memasukkan Pemadam Kebakaran ke Neraka, karena…"
Salah satu anggota tim Manggala Agni Daops Dumai, Azrai, saat melakukan pemadaman di Kelurahan Teluk Makmur, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Rabu, 10 April 2019 lalu. (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

Soal keluhan banyak anggotanya tentang kesejahteraan yang tak sepadan dengan risiko dan kerja mereka di lapangan, Jusman juga sangat sadar dan paham tentang hal itu. Dia menjelaskan, untuk besaran honor, memang terjadi perbedaan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Dumai yang mencapai Rp3.100.000. Seluruh Daops Manggala Agni Wilayah Sumatra mengacu pada induk wilayahnya yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). UMR Palembang sebesar Rp2.700.000. Maka, Daops Dumai pun mengikuti UMR Palembang, bukan UMR Dumai. Namun, tidak semua staf mendapatkan honor tetap sebesar UMR Palembang itu. Hanya beberapa orang. Paling banyak ya staf lapangan yang mendapatkan honor tetap Rp2.500.000 dipotong BPJS Kesehatan.

“Di luar honor tetap, selama setahun sebenarnya ada 48 paket untuk membantu biaya operasional anggota,” kata Jusman.


Dia mengajak kami menjauh dari anggotanya yang sedang mempraktikkan bagaimana cara melakukan pemadaman kepada para siswa. Agar tak terganggu dengan suaranya, katanya.  Lalu kami berdiri di depan kelas yang tadi digunakan untuk sosialisasi. Di lapangan basket itu, meski panas sangat terik, para siswa terlihat antusias mengikuti sesi praktik itu.

Paket sebanyak itu dibagi 12 bulan. Setiap bulan rata-rata mendapat 4-6 paket. Satu paket biasanya sebesar Rp2-3 juta. Untuk paket pemadaman, biasanya lebih besar dari paket untuk patroli dan sosialisasi. Jusman mengambil inisiatif, setiap paket, seluruh pegawainya akan mendapatkannya. Misalnya paket untuk tim pemadaman, tim patroli dan pegawai kantor juga dapat dengan nilai yang berbeda. Begitu juga ketika tim patroli dapat, tim pemadam dan pegawai kantor juga dapat.

“Jumlahnya tidak besar, tetapi semua merasakan. Di sini, kami sudah seperti keluarga. Semuanya transparan dalam pembagian dana apapun, sesuai pada peran masing-masing,” kata lelaki kelahiran Air Tiris, Kampar, ini.

Jusman senang, di masa-masa akhir dirinya memimpin Manggala Agni Daops Dumai –dia akan pensiun pada akhir 2019 ini--  ada angin segar datang dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, yang terus berjuang agar para patriot pemadam api itu nantinya bisa masuk sebagai honorer K-3. Jika perjuangan itu berhasil, jika tak bisa menjadi ASN, mereka akan mendapatkan gaji dan tunjangan setara ASN, namun tidak mendapatkan tunjangan pensiun. Menurut Jusman, itu lebih dari cukup, mengingat mereka sudah bekerja begitu lama. Ada yang hampir 20 tahun.

Untuk BPJS Ketenagakerjaan, Jusman juga sudah memperjuangkan ke Kantor Wilayah Manggala Agni di Palembang sejak lama. Jusman juga sadar,dengan jumlah iuran per orang yang hanya Rp17.000 sebulan, sebenarnya bukan hal yang berat bagi negara. Jusman berharap semua itu akan terealisasi. Dia merasa tenang di hari pensiunnya nanti kalau semua anak buahnya mendapatkan kehidupan yang layak. Setimpal dengan kerja keras mereka mempertaruhkan nyawa saat melakukan pemadaman lahan dan hutan.

“Agar mereka tak selalu merasa bekerja hanya sebagai ibadah saja...” kata Jusman sambil tersenyum. Ada nada serak dalam suaranya. Terdengar pilu.

***

SEMAKIN tinggi matahari, sinarnya semakin terik. Sekitar pukul 11.35 WIB Jusman mengajak  meninggalkan gedung SMA/SMK PGRI Dumai menuju Kantor Manggala Agni Daops Dumai, tak jauh dari Bandara Medang Kampai. Saat turun dari mobil, di halaman, terlihat Azrai, Abdul Muthalib, Herman, Johan, dan yang lainnya sedang menaikkan peralatannya ke mobil Strada berwarna oren, dengan gambar Sipongi (jenis orang utan) di pintu depannya.

Mereka baru saja mendapat laporan warga bahwa ada hutan yang tak jauh jaraknya dari kantor, terbakar. Sebenarnya rencananya mereka akan menyusul lagi regu yang sudah berangkat ke Jl Dahlia, Kelurahan Teluk Makmur, di lokasi yang selama sebulan ini rutin dipadamkan. Tapi rencana itu dibatalkan.

Saat akan berangkat, dan sudah berada di dalam mobil, dengan tersenyum Azrai berkata pelan, “Semoga Tuhan tak memasukkan kami ke dalam api neraka di hari akhir nanti...”***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook