Petani bisa menjadi profesi yang menjanjikan. Kuncinya hanya perlu ketelatenan dan kesabaran. Latif sudah membuktikannya. Pria 44 tahun ini sukses menjadi petani semangka. Sekali panen, ia bisa meraup Rp52,5 juta.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Latif sudah enam tahun menggeluti profesi sebagai petani semangka. Dia tak punya lahan sendiri. Tetapi menyewa lahan seluas satu hektare di Gang Kayu Putih, Jalan Melati, Kecamatan Tampan. Harga sewa Rp1 juta per musim panen. Setahun, Latif bisa panen empat kali.
Saat Riau Pos mendatangi kebunnya, Kamis (26/4), terlihat tiga pondok kayu kecil berukuran dua kali dua meter, dua lantai. Satu pondok di ujung kanan, satu di ujung kiri, dan satunya lagi tepat di tengah area perkebunan semangka.
Latif sedang seorang diri duduk di pondok yang ada di tengah. Ia sedang bersantai sambil menelepon. Sesekali ia melempar pandangan ke area perkebunannya.
Setiap hari, mulai pukul 08.00 WIB, Latif sudah ada ada di kebun semangkanya. Saat siang, ia pulang ke rumahnya di Jalan Naga Sakti. Dan kembali di sore hari.
Riau Pos melihat buah-buah semangka berukuran besar muncul di antara daun-daun yang merambat di tanah. “Semangka itu termasuk tanaman yang gampang untuk dirawat. Kuncinya harus telaten, rutin dan sabar. Karena masa-masa awal tanam itu lah yang harus perawatan rutin. Sering mengecek ke kebun tiap hari. Tapi, kalau sudah mau masuk masa panen seperti saat ini, itu sudah bisa santai,” kata Latif ramah.
Ia mulai bercocok tanam semangka sejak enam tahun lalu. Sebelumnya, Latif hanya bekerja serabutan.