Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP menyerahkan kunci kios tempat penampungan sementara (TPS) kepada pedagang Pasar Cik Puan yang menjadi korban kebakaran, Sabtu (29/4) lalu. Sampai Selasa (2/5) baru Ramani dan Sidi Bujang yang berjualan di kios TPS tersebut.
Laporan JOKO SUSILO, Kota
BANGUNAN kios TPS Pasar Cik Puan terlihat rapi dari tepian Jalan Tuanku Tambusai, Kecamatan Sukajadi. Siang itu, Selasa (2/5) Riau Pos melihat aktivitas di lokasi TPS yang dibangun.
Meski telah dilakukan penyerahan kios TPS oleh Pj Wako, namun ternyata banyak TPS yang masih tutup. Sesaat memasuki bagian depan TPS, suasana masih sepi. Tidak seperti pasar sebenarnya yang ramai dengan pedagang dan pembelinya. Bangunan TPS yang berwarna hijau toska itu masih banyak yang belum dibuka. Pintu kios dari susunan lembaran kayu papan tertutup rapat.
''Belum ada yang buka, pedagang belum ada yang pindah ke kios. Sekarang masih siap-siap saja dulu, nanti kalau sudah waktunya baru kami tempati,'' ungkap salah seorang pedagang yang tak mau sebutkan namanya saat ditemui Riau Pos di sekitaran TPS Pasar Cik Puan itu.
Bangunan kios TPS untuk setiap blok nya dibangun saling berdekatan. Jumlah kios yang akan diisi di antaranya blok C terdiri dari 18 unit, blok D 18 unit, blok E 36 unit, blok F 18 unit, blok G yang paling banyak yakni terdiri dari 112 unit.
Kemudian, untuk blok H 18 unit dan blok I sebanyak 10 unit, dengan total keseluruhan kios TPS Cik Puan tersebut sebanyak 222 unit. Sedangkan atap bangunan kios dari seng. Saat Riau Pos masuk ke dalam salah satu kios, terasa panas akibat pantulan panas matahari yang membakar atap seng. Kios memang tidak dilengkapi dengan plafon penyaring temperatur panas matahari.
Masuk ke bagian belakang kios TPS, akses jalan sudah dibuat sedemikian rupa. Jalan tersebut saling menghubungkan dan telah dibangunkan jembatan berukuran mini di setiap jalur ke kios. Tepatnya di atas drainase lama. Drainase tersebut mencapai sepanjang sekitar 30 meteran di bagian kios sebela kanan. Sedangkan di bagian kios sisi kiri tidak ada drainasenya.
Untuk jalan di dalam kios TPS masih berupa tanah. Terkadang ada genangan air ketika turun hujan. Untuk bagian area parkir kendaraan bermotor disiapkan di sisi bagian depannya, tidak jauh dari tepi Jalan Tuangku Tambusai.
Bangunan kios sendiri terlihat sangat rapi dan bersih. Namun, melihat ke bagian sisi kanan, kiri dan bagian belakangnya, Riau Pos tidak melihat adanya toilet umum.
Lapak yang lama untuk pedagang ikan berada tepat di sisi bagian paling belakang TPS. Suasana di situ cukup ramai. Tapi lokasinya masih kurang bersih, berbau tidak sedap dan lantainya banyak digenangi air.
''Kalau untuk toiletnya, ada di bagian belakang, toilet lama dekat dengan lapak pedagang,'' ungkap Ramani, satu-satunya pedagang yang sudah mulai menempati kios TPS Pasar Cik Puan tersebut.
Saat melangkahkan kaki di bagian belakang kios, Riau Pos bertemu Ramani. Meski siang cukup terik dan panas matahari begitu menyengat, Ramani yang sudah tidak muda lagi itu, tetap terlihat semangat untuk menyusun barang dagangannya. Ramani sudah berumur 62 tahun, dia ditemani oleh Sidi Bujang suaminya yang juga sudah ujur berumur 73 tahun.
Kedua pasutri yang sangat ramah dan murah senyum itu mulai bersiap-siap untuk berjualan di kios. Dia kembali mencoba memulainya usahanya kembali. Dari dasar lagi. Dengan modal pas-pasan karena semua modal barang dagangannya hangus terbakar semuanya ketika musibah kebakaran Pasar Cik Puan terjadi Februari lalu.
Ramani menempati kios nomor 01, sementara suaminya Sidi Bujang menempati kios nomor 06. Kedua kios itu bersebelahan. ''Kami menjual kain hawai dan barang pecah belah,'' ungkap Ramani didampingi Sidi Bujang.
Kios yang ditempati mereka belum terpasang plafon dilangit-langitnya. Saat Riau Pos masuk di dalam kios yang berukuran 2X2 meter itu terkesan cukup panas. Dua kios itu sudah menyatu, sekat penghalang antara kios yang ditempati Ramani dan kios Sidi Bujang sudah dibuka. Tapi barang dagangan belum memenuhi kios.
''Ya pelan-pelan, sedikit-sedikit isi kios, inikan kami memulai lagi, ya barang yang lama kan sudah terbakar semua tidak ada yang bisa diselamatkan,'' ungkap lelaki tua berkopiah putih itu.
Riau Pos juga melihat beberapa orang sedang merehab kios. Di antaranya ada yang mendapatkan jatah lebih dari satu kios. Sehingga mereka membongkar sekat antarkios dan menyatukan dua kios agar ruangan lebih luas.
''Saya dua kios dan istri dua kios. Bisa dapat lebih dari satu kios,'' ungkap salah seorang pedagang yang tak ingin menyebutkan namanya.
Pedagang juga mengeluhkan sebagian kios belum dipasang meteran listrik. Sehingga belum teraliri listrik PLN. Sementara untuk jaringan listrik telah terpasang di setiap kios bersamaan tuntasnya pembangunannya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin kepada Riau Pos mengakui bahwa arus listrik baru dipasang untuk sekitar delapan kios dan menyusul kemudian kios yang lainnya. ''Sampai sekarang sudah ada sekitar delapan kios ya yang sudah masuk listriknya,'' ujar pria yang akrab disampai Ami tersebut, kemarin.
Dia menambahkan, bahwa para pedagang sudah mulai menempati kios-kios TPS Pasar Cik Puan. Hanya sebagian pedagang yang belum menempatinya. ''Sudah, para pedagang sudah dapat kiosnya dan segera menempatinya, tinggal pedagang emas yang belum,'' tambahnya.
Lanjutnya, sebagian pedagang yang akan menambah rolling door untuk keamanan kios tetap harus melaporkan terlebih dahulu ke Pemko Pekanbaru. Agar saat rehab pintu besi tersebut tidak merusak bangunan kios.
''Pedagang yang pasang rolling door boleh saja, tetapi lapor dulu,'' imbaunya.
Dia juga menyebut bahwa setiap keluarga ada yang mendapatkan kios TPS Pasar Cik Puan lebih dari satu. ''Pedagang ada yang dapat lebih dari satu kios. Misalnya, satu keluarga dengan nama berbeda-beda, istri suami dan anaknya. Tetapi tetap dibatasi maksimal empat kios,'' tambahnya.
Lanjutnya, ke depan akan diberlakukan pasang pasfoto untuk memastikan yang mendapatkan kios. ''Jadi kedepan kami akan buat, pasang photo ya, jadi di dinding kios dipasang fotonya. Jadi ketahuan jika yang berjualan di kios itu sesuai atau tidak dengan fotonya,'' tuturnya.
Secara tegas pedagang dilarang melakukan tindakan untuk menyewakan kios kepada orang lain. Jika terbukti maka dibatalkan kepemilikian kios dan dipindahkan ke pedagang yang lain.
''Kami akan kroscek terus, pedagang tidak boleh sewakan kios, atau kami tarik jika terbukti,'' tutupnya.***