Dari Pekanbaru, Riau Pos bertolak menuju titik jalan longsor di jalur maut tersebut sekitar pukul 12.00 WIB. Kendaraan melaju standar. Tak sedikit yang berselisih di sepanjang jalan dengan kendaraan yang tampak jauh lebih kencang. Dua jam tiba di lokasi. Namun, sempat terhenti di salah satu daerah setelah pasar Minas. Bertemu Agus, bersama puluhan pekerja galian di bahu jalan. Ada plang yang mengatakan mereka tengah bekerja. Mesin bor yang membuat lubang di sisi kanan jalan dari Pekanbaru tersebut terhenti. Sekitar puluhan meter ke bawah tampak ada kebun sawit dan rumah. Sisi kiri jalan, jurang.
"Mana izin bapak-bapak menggali? Tutup lagi kalau tak bisa memperlihatkan izin. Ini jalan saya bertanggung jawab," kata Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah Riau Kementerian PUPR RI Darmawi kepada para pekerja.
Laju kendaraan yang ditumpangi Riau Pos berhenti. Darmawi memang tak senang jalan yang berada di bawah wewenangnya digali tanpa ada kejelasan izin. Tujuan ingin melihat progres perbaikan jalan longsor harus diurungkan sejenak. Setelah sempat mencak-mencak dan para pekerja tak satu pun bisa memperlihatkan surat izin penggalian dan pekerjaan. Darmawi pun semakin tegas.
"Ini tak bisa dilanjutkan, tutup lagi," katanya sembari memberi nomor kontak dan meminta pihak yang berwenang untuk berkoordinasi dengan dirinya jika pekerjaan ingin dilanjutkan. Kandis kembali jadi tujuan. Kendaraan kembali melaju dengan kecepatan standar. Kurang 80 km per jam. Ternyata, galian di bahu jalan juga salah satu penyebab longsor. Dan di sepanjang Pekanbaru-Duri, sudah puluhan kilometer digali. Lalu ditutup serampangan.