Konsistensi Gas Demi Mandiri Energi

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 30 Oktober 2015 - 00:24 WIB

Konsistensi Gas Demi Mandiri Energi
Seorang warga melihat meteran gas yang disalurkan ke rumah warga di Perumahan Kurnia Djaya Alam Batam, beberapa waktu lalu. (RPG)

Kebijakan energi nasional yang konsisten dinilai penting untuk menuju Indonesia mampu mandiri energi. Salah satunya adalah tentang gas bumi yang kini menjadi solusi utama dalam mengatasi krisis energi nasional.

Laporan MUHAMMAD AMIN, Pekanbaru

Kebijakan energi nasional yang berubah-ubah kerap menjadi pertanyaan para pakar, termasuk dari Dewan Energi Nasional (DEN) RI. Untuk itu diperlukan kebijakan yang umum, menyeluruh dan konsisten agar kebijakan energi, khususnya menyangkut gas dapat konsisten diterapkan.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Ir Dwi Hary Soeryadi MMT mengatakan, dengan adanya peta jalan (road map) infrastruktur gas nasional 2014-2030, diharapkan kebijakan soal gas dapat konsisten. Peta jalan ini akan menjadi pegangan bagi pelaksana kebijakan di lapangan, termasuk PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Harus tetap dan konsisten dengan kebijakan yang sudah dibuat. Jangan malah nanti di tengah jalan berubah lagi," ujar Dwi Hary kepada Riau Pos.co, Kamis (29/10).

Saat ini, ujarnya, Dewan Energi Nasional sudah menyusun rencana umum energi nasional (RUEN) yang sudah disampaikan ke Kementerian ESDM. Nantinya, rencana strategis ini akan diturunkan ke daerah dalam bentuk rencana umum energi daerah (RUED). Berdasarkan itulah, maka berbagai sumber energi, baik suplai maupun demand-nya akan diukur dan diaplikasikan. Tak boleh ada yang berubah karena sudah merupakan keputusan bersama berdasarkan undang-undang.

Kebijakan yang berubah-ubah dalam bidang energi dinilai akan membuat langkah konversi energi dari BBM (bahan bakar minyak) ke BBG (bahan bakar gas) akan terhambat. Padahal, saat ini, Indonesia adalah negara penghasil gas bumi, dan bukan lagi dianggap sebagai penghasil minyak bumi. Salah satu buktinya, Indonesia tak lagi menjadi negara pengekspor minyak atau OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, per Januari 2013, cadangan gas bumi Indonesia sejumlah 150,39 TCF (trilions of cubic feet) atau setara 3 persen cadangan gas bumi dunia. Di Asia, Indonesia berada di peringkat kedua, sementara di dunia, ada di peringkat ke-13. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali gas Indonesia yang diekspor ke luar negeri. Padahal kebutuhan dalam negeri masih sangat besar. Setelah cadangan minyak bumi terus menipis, yang diperkirakan hanya untuk 10-15 tahun lagi, maka energi yang tersedia hanyalah gas, selain energi terbarukan. Namun gas ini pun banyak godaan ekspor ke negara lain.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook