PARIWISATA

Keindahan Sabu Raijua yang Belum Tergarap Maksimal

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 28 Mei 2019 - 11:29 WIB

Keindahan Sabu Raijua yang Belum Tergarap Maksimal
Senja di Pantai Napae, Seba, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Keindahan alam dan budaya kabupaten ini belum dikelola dengan baik, sehingga belum menarik banyak wisatawan. (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

SEBA (RIAUPOS.CO) -- Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) punya potensi wisata yang sangat besar. Selain kekayaan budayanya, kabupaten ini juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Memiliki pemandangan indah pada bukit-bukit dan lembah, padang savana, juga pantai-pantai yang menyejukkan mata.

Beberapa destinasi wisata yang sangat potensial itu misalnya Bukit Salju, Kelabba Maja, Pantai Napai, beberapa pantai di Sabu Liae, Sabu Tengah, Sabu Timur, Sawu Mehara (Mesara), dan seluruh pantai di Pulau Raijua. Sabu Raijua juga memiliki wisata gua yang menarik. Misalnya gua yang pernah menjadi pusat pertahanan tentara Jepang, yakni Lie Madira di Hawu Mehara, atau Gua Maballa di Sabu Tengah.

Sayangnya, potensi wisata yang sangat tinggi ini memang terhalang berbagai kendala. Selain para wisatawan harus menempuh perjalanan jauh, juga belum dilengkapi beberapa sarana yang memadai. Misalnya penginapan/hotel dan kebutuhan kuliner.
Baca Juga :Kodim 0302/Inhu Amankan Pengedar Sabu Seberat 11,62 gram

Untuk mencapai kabupaten ini, memang harus melakukan perjalanan panjang. Misalnya dari Jakarta, harus terbang tiga jam ke Kupang. Kemudian naik kapal cepat selama 3-5 jam, atau kapal besar dengan perjalanan semalam. Pesawat Susi Air memang ada dari Kupang dan terbang setiap hari, namun harganya sangat mahal.

Di Sabu, hanya ada beberapa rumah makan sederhana dengan menu yang juga sederhana. Jumlahnya yang tidak banyak itu membuat para wisatawan juga tidak memiliki pilihan yang banyak. Jika mereka akan tinggal lama di Sabu, maka akan merasakan kebosanan karena menunya itu ke itu saja.

Untuk penginapan atau hotel, juga belum memadai. Hanya ada beberapa penginapan sederhana, tetapi dengan harga bintang hotel bintang tiga untuk ukuran di kota provinsi.

Salah seorang pelaku wisata di Sabu, Dorkas Dira Tome, mengakui keterbatasan tersebut. Katanya, banyak turis, baik lokal maupun mancanegara, menghadapi kendala-kendala tersebut, termasuk transportasi. Di Sabu, belum ada tempat penyewaan kendaraan.

"Setiap ada turis yang menginap di penginapan, saya juga harus menyediakan transportasi mereka. Kadang saya yang langsung menjadi sopir bagi mereka," ujar Dorkas, Ahad (26/5/2019) lalu.

Dorkas saat ini mengelola Penginapan Komang di Kelurahan Menia, dekat dengan kompleks kantor pemerintahan Kabupaten Sabu Raijua. Jaraknya sekitar 8 km dari Seba. Awalnya, ada beberapa turis luar negeri yang datang ke Sabu dan kesulitan mendapatkan penginapan. Akhirnya mereka menginap di rumahnya.

Dia kemudian berpikir untuk membangun penginapan yang bisa menampung tamu-tamu yang datang. Kebetulan sang suami, I Putu Sudiarta, adalah pejabat teras di Pemkab Sabu Raijua, yang sering kedatangan tamu dari berbagai daerah, bahkan luar negeri. Dimulai tahun 2013 dia membangun Penginapan Komang yang kini sudah memiliki sekitar 13 kamar.

Dibanding penginapan lainnya di Sabu, Penginapan Komang punya banyak kelebihan. Selain tempatnya bersih, suasananya juga sejuk dengan banyak pepohonan yang sengaja ditanam di sana. Maklumlah, kondisi Sabu yang sangat panas membuat Dorkas berinisiatif menanam banyak pohon agar suasananya rindang.

"Penginapan kami tidak selalu ramai, karena jumlah turis yang datang ke Sabu juga tidak banyak. Namun di bulan-bulan tertentu sering full dan tak bisa menampung semua turis," ujar ibu tiga anak ini.

Jefrison Hariyanto Fernando, salah seorang pelaku wisata lainnya, menjelaskan, masalah penginapan, transportasi, dan kuliner memang menjadi kendala pembangunan pariwisata di Sabu. Selain itu, banyak destinasi wisata yang tak dikelola dengan baik.

"Saya pernah mengusulkan agar beberapa tempat wisata diswastakan saja karena tak bisa semuanya diurus oleh Pemkab," jelas lelaki yang pernah menjadi pemandu bagi turis maupun peneliti yang datang ke Sabu tersebut.

Menurut Fernando, jika ingin wisata di Sabu Raijua maju, maka harus ada langkah-langkah besar yang harus dilakukan pemerintah. Selain membangun infrastruktur jalan ke semua destinasi, juga mengembangkan hal-hal lainnya yang mendukung.

Laporan: Hary B Koriun (Sabu Raijua)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook