PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Riau mengadakan Diseminasi Kajian Fiskal Regional (KFR) Semester 1 pada Selasa (27/9/2022). Giat yang digelar di aula Lancang Kuning Kantor DJPb Riau mengangkat tema Fiskal Optimal, Perekonomian Riau Handal.
Dikatakan oleh Kepala Kanwil DJPb Riau, Ismed Saputra, kegiatan diseminasi ini sebagai salah satu sarana dalam kebermanfaatan KFR kepada stakeholder di Riau yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, masukan bagi pengambil kebijakan pembangunan daerah.
"Oleh karena itu kami, mohon feedback, saran dan masukan dari semua pihak yang terkait, ungkapnya.
Menurutnya, pada KFR Riau semester I tahun 2022, tercatat pertumbuhan ekonomi Riau sampai dengan triwulan II tahun 2022 sebesar 4,88 persen. Riau sendiri merupakan provinsi dengan PDRB terbesar di Pulau Sumatera.
"Kontribusi terbesar pada industri pengolahan menurut lapangan usaha, dan konsumsi rumah tangga menurut pengeluaran. Kinerja ekspor impor sangat baik, namun pada
bulan Mei menurun yang disebabkan kebijakan larangan ekspor CPO dari Pemerintah. Tingkat inflasi di Riau untuk bulanan selama semester I tahun 2022 sebagian besar lebih tinggi dari inflasi nasional. Sedangkan tingkat kemiskinan dan
tingkat pengangguran terbuka cenderung menurun," paparnya.
Ia juga memaparkan kinerja APBN di Riau semester I tahun 2022. Pendapatan wilayah Riau mencapai Rp18,07T, 94 persen dari target atau naik sebesar Rp7,1T (65 persen) dibandingkan tahun 2021 (yoy). Sementara, kinerja APBD di Riau semester I tahun 2022, pendapatan daerah sebesar Rp13,5 T atau 43,9 persen.
Dalam kegiata tersebut, dilakukan pula sesi diskusi dan tanya jawab yang melibatkan Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II PIC, Agnes Sediana Milasari DSST Ak ME, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Riau, Ismed Saputra SE MM, Sekretaris Bappeda Litbang Provinsi Riau, Purnama Irawansyah SHut MM dan Koordinator Pusat Studi Sosial Ekonomi LPPM Universitas Riau, Dr Dahlan Tampubolon SE MSi.
Ismed berharap, melalui kegiatan ini, hasil KFJ ke depan bisa lebih tajam, analisis dampak peran fiskal juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Diharapkan, hasil dari diskusi ini bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi. Kami juga ingin, setelah ini sinergitas antar sektoral bisa terjalin untuk mewujudkan fiskal optimal, perekonomian Riau handal. Membangun sinergi ini gampang diucapkan. Tapi, pelaksanaannya susah. Ada ego sektoral tidak bisa dilakukan sendiri. Semoga setelah ini sinergitas itu bisa kita ciptakan bersama," harapnya.
Laporan: Siti Azura (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman