JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- PT Pegadaian mencatat jumlah tabungan emas nasabah di perseroan telah mencapai 3,1 ton per Juni 2019. Jumlah tabungan emas tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan Januari 2019 sebanyak 1,9 ton.
Direktur Pengembangan Produk dan Pemasaran Pegadaian Harianto Widodo menyatakan, jumlah nasabah tabungan emas telah mencapai 2,6 juta. ’’Rata-rata hanya sampai 2 gram per nasabah. Kalau sudah memiliki deposit emas, sudah bisa akses gadai emas dengan harga (bunga, red) hampir setengahnya jika dibandingkan dengan gadai biasa,’’ ujarnya kemarin (26/7).
Jika gadai konvensional bunganya per satu bulan 2 persen, bunga untuk gadai emas per satu bulan hanya 1 persen. Diskon bunga gadai emas bagi nasabah tabungan emas bisa diterapkan lantaran overhead cost-nya bisa turun. ’’Sebab, emasnya sudah ada di Pegadaian. Jadi, tidak perlu lagi keluar biaya untuk penyimpanan barang gadai dan sebagainya,’’ urainya.
Pegadaian menargetkan, penjualan emas hingga akhir tahun bisa capai 5 ton. Termasuk penjualan emas batangan, tabungan emas, maupun perhiasan. ’’Banyak yang percaya emas untuk tradisional hedging. Nilai emas stabil. Investasi emas memang tidak menghasilkan cash flow return, tetapi capital gain,’’ terangnya.
Hal tersebut membuat banyak investor mengalokasikan 10 persen portofolionya untuk investasi emas. Selain di Indonesia, Pegadaian melakukan sosialisasi tabungan emas di luar negeri untuk buruh migran seperti di Hongkong atau Arab Saudi. Tabungan emas juga mudah diakses bagi kalangan milenial karena mereka bisa mendaftar di aplikasi Pegadaian Digital Services (PDS). Selain melalui aplikasi, Pegadaian bekerja sama dengan Tokopedia untuk produk tabungan emas karena trafik penggunanya cukup tinggi. Hal itu cukup efektif guna menjaring nasabah milenial. Saat ini jumlah pengguna PDS mencapai 800 ribu orang.
Mayoritas pengguna pun mencapai 26,52 persen didominasi usia 25–30 tahun. Lalu, 23,92 persen pengguna merupakan nasabah berusia 20–25 tahun. Pegadaian telah menyalurkan pembiayaan atau outstanding loan (OSL) hingga Juni mencapai Rp43,6 triliun. Angka itu naik jika dibandingkan dengan akhir 2018 senilai Rp40,8 triliun.
Jumlah nasabah pun telah mencapai 12,1 juta orang hingga Juni 2019, melampaui target selama tahun ini dengan 12 juta nasabah. Sementara itu, target OSL perseroan hingga akhir tahun sebanyak Rp46,5 triliun. Juga, target laba bersih pada 2019 mencapai Rp3 triliun.(vir/c5/oki/lim)
Editor: Eko Faizin