Revitalisasi 1.037 Pasar Tradisional Rp1,1 Triliun

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 22 Februari 2019 - 10:33 WIB

Revitalisasi 1.037 Pasar Tradisional Rp1,1 Triliun
Tjahya Widayanti

(RIAUPOS.CO) - Untuk mendongkrak ekonomi di kelas menengah ke bawah, pemerintah bakal konsisten merevitalisasi pasar tradisional. Eksistensi pasar tradisional perlu ditingkatkan supaya dapat bersaing dengan toko-toko modern.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti menjelaskan, selama 2015–2018, pemerintah sudah merevitalisasi 4.211 pasar rakyat. Secara keseluruhan, dana yang dialokasikan Kemendag untuk merevitalisasi pasar rakyat mencapai Rp5,5 triliun.

Baca Juga :Harga Barang Pokok Masih Fluktuatif

”Tahun ini totalnya Rp1,1 triliun,” ujar Tjahya di kantor Kementerian Perdagangan dikutip JPG Jakarta, Rabu (20/2) kemarin.

Dengan anggaran tersebut, pihaknya menargetkan bisa merevitalisasi atau membangun 1.037 lagi pasar rakyat pada 2019. Dengan target tersebut, total 5.248 pasar rakyat direvitalisasi atau dibangun hingga akhir 2019. Target pemerintah pun seharusnya dapat terlampaui karena sejak awal mematok angka revitalisasi 5 ribu pasar rakyat pada 2015–2019. ”Pasar tradisional merupakan penggerak ekonomi kerakyatan,” jelas Tjahya.

Tjahya menambahkan, konsep revitalisasi pasar rakyat tidak sekadar pembenahan bangunan fisik. Tetapi, juga nonfisik terkait dengan pengelolaan pasar dan integrasi dengan sektor-sektor lain. ”Pembenahan secara fisik tentu dapat meningkatkan citra dan kesan terhadap pasar rakyat yang semula kumuh, becek, dan kotor menjadi bersih dan nyaman untuk dikunjungi,” jelasnya.

Lalu, revitalisasi manajemen, yaitu pembenahan yang mencakup tata cara penempatan pedagang, permodalan, dan standard operating procedure (SOP) pelayanan pasar. Kemudian, revitalisasi ekonomi, yaitu pembenahan untuk meningkatkan pendapatan pedagang dan mengakomodasi kegiatan ekonomi formal dan informal di pasar rakyat.

Sedangkan, revitalisasi sosial budaya adalah pembenahan dengan menciptakan lingkungan pasar yang menarik dan berdampak positif bagi masyarakat. Untuk memperkuat peran pasar rakyat dalam perekonomian suatu daerah, pemerintah disebut akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan pasar rakyat.

Agenda revitalisasi pasar tradisional dipandang positif oleh pelaku ritel modern dengan beberapa catatan. Terlepas dari persaingan, aktivitas yang lancar di pasar akan membuat ekonomi terus bergerak.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebutkan bahwa pemerintah tetap harus memperhatikan ekspansi gerai ritel di daerah. Khususnya mengenai rencana desain tata ruang dalam ekspansi. Sebab, hal tersebut akan berpengaruh pada persaingan.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan bahwa pemerintah sudah memperbarui regulasi tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern. Dalam regulasi tersebut sudah diatur mengenai zonasi.  ”Namun, otonomi daerah tidak mengurus secara serius. Daerah belum memberlakukan,” jelasnya.

Menurut Roy, masalah persaingan juga bisa dikonversikan dalam hal yang lebih positif. Misalnya, mengembangkan kerja sama distribusi berbasis kemitraan antara pasar rakyat dan ritel modern.

”Skema seperti ini sebenarnya sudah dilakukan. Hanya, coverage-nya perlu dibesarkan,” ujarnya.(lim/jpg)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook