TOMY WINATA - 50 PENGUSAHA BERPENGARUH

Bangun Generasi dengan Perbaikan Gizi

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 05 Januari 2016 - 09:57 WIB

Bangun Generasi dengan Perbaikan Gizi

Soal ketahanan pangan dan makanan bergizi, Tomy memang terkesan memiliki perhatian serius. Misalnya, melalui Artha Grahanya, dia sengaja membuat bisnis pengembangan padi hibrida. Bisnis tersebut dimaksudkan untuk mendukung peningkatan  produksi padi dalam negeri. Di sela perbincangan dengan Jawa Pos (Jawa Pos Group) ini, Tomy juga memilih menyantap kudapan-kudapan sehat. Dia lebih memilih ngemil polo pendem seperti kacang dan ketela rebus daripada burger mini yang juga  ada di hadapannya.

Tomy berpandangan, pengeroposan anak muda suatu bangsa dilakukan dengan menghajar generasi bawahnya (usia balita). Gizi yang tidak layak sejak kecil membuat anak-anak akan tumbuh dengan mental yang lemah. Gampang frustrasi, gampang  menyerah, serta berpikir instan.

Baca Juga :Penguatan Ekspor-Impor, Pemkab Diskusi Bersama Pengusaha Negeri Melaka

”Mereka bakal jadi generasi can’t enjoy the pain and pressure,” tegas pria 57 tahun itu.

Fenomena gizi memang terlihat sebagai persoalan sederhana. Namun, menurut Tomy, jika tidak diperbaiki, akan menjadi masalah besar bagi bangsa.

”Generasi yang seperti itu bisa menjadi musuh dari dalam. Mereka mudah diiming-imingi sesuatu yang bertentangan dengan ideologi  bangsa,” tuturnya.

Tomy mencontohkan bagaimana sepuluh tahun terakhir ini di Indonesia ada organisasi pemuda yang melaksanakan kegiatan dengan membawa golok. Juga perkelahian fisik di ruang-ruang  intelektual seperti rapat-rapat DPR. Tomy mengajak masyarakat melihat hal tersebut sebagai ancaman yang tidak sehat.

Jika pemerintah sudah punya konsep yang baik terhadap SDM melalui peningkatan gizi masyarakatnya, Tomy yakin program-program ekonomi kerakyatan bakal berjalan dengan baik.  “Kalau soal pengusaha menengah dan atas sih biarin aja. Asal pemerintah bisa menjamin kepastian hukum yang adil dan transparan,” imbuhnya.

Tomy mengatakan, ekonomi kerakyatan juga harus didukung program-program yang menjadikan masyarakat sebagai entrepreneur berdaya saing.

”Sejak dini pendidikan harus mengarahkan pada pelatihan entrepreneurship,” tegasnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook