DUMAI (RIAUPOS.CO) -- (DBD) di Kota Dumai memakan korban. Sejak Januari-November 2019 setidaknya ada dua anak yang meninggal akibat penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti tersebut.
Secara keseluruhan ada sebanyak 575 pasien terserang penyakit DBD yang ditangani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai. Kedua anak yang meninggal tersebut saat dibawa ke RSUD Dumai sudah masuk ke tingkat paling membahayakan yakni DSS (dengue shock syndrom).
"Totalnya ada 575 warga yang mengalami DBD, dua anak meninggal dunia. Satu warga Kelurahan Bagan Besar meninggal dunia Januari lalu dan seorang lagi warga Kelurahan Teluk Binjai meninggal dunia pada 4 Oktober 2019," ujar Kepala Seksi Pelayana Medis RSUD Kota Dumai dr Bakrie kemarin.
Ia mengatakan untuk jumlah pasien DBD yang ditangani setiap bulannya, berkisar pada angka 20 hingga 60 pasien. Dimana, jumlah penderita DBD meningkat signifikan terjadi pada Oktober dengan jumlah 146 pasien.
"Secara keseluruhan, pasien yang terserang DBD di usia 5-15 tahun. Sesuai data pasien DBD yang kita tangani di bulan Oktober mencapai 146 orang. Artinya, jika dibandingkan pada bulan lainnya, jumlah itu meningkat cukup signifikan," ungkapnya.
Ia menjelaskan untuk wilayah yang rentan terserang DBD terdapat di tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Sungai Sembilan ada di tiga kelurahan, Tanjung Penyebal dan Basilam Baru. Untuk Kecamatan Dumai Timur, ada dua kelurahan, Jaya Mukti dan Bukit Batrem. Terakhir, di Kecamatan Bukit Kapur ada di Kelurahan Bagan Besar dan Bukit Kapur.
"Untuk itu, belajar dari pengalam dua pasien meninggal dunia yang kita tangani terjadi adanya keterlambatan penangan terhadap pasien, dimana mereka tiba di RSUD dengan kondisi pasien sudah masuk ke tingkat paling membahayakan," tuturnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat jika anaknya terserang gejala penyakit DBD agar segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif, sebelum terlambat. "Jangan lupa juga untuk menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak berkembang biak," tutupnya.(ade)
Laporan HASANAL BULKIAH, Dumai