RIAUPOS.CO - DI perumahan tempat tinggal Yuli (bukan nama sebenarnya), sarana transportasi sepeda listrik belum ada yang memilikinya. Dan keluarga Yuli barus saja membeli sepeda listrik.
Penggunaan sepeda listrik sendiri tidak sama seperti penggunaan sepeda konvensional biasanya. Di sepeda listrik terdapat stang yang hampir mirip dengan stang sepeda motor. Di mana terdapat pedal gas yang bisa digunakan jika pengguna sepeda merasa capek.
Suatu hari, untuk pertama kalinya Yuli mencoba memakai sepeda listrik itu. Ia ingin pamer ke teman-temannya dan warga kompleks perumahan tempat ia tinggal.
Karena tidak tahu cara mengendarai sepeda listrik itu, Yuli bukannya dapat pujian. Ia malah ”nyungsep” masuk ke dalam semak-semak di sebuah lahan kosong. ”Tolongin dong.... Sepeda listrik baruku jatuh,” teriak Yuli tak kehilangan akal untuk bisa memamerkan sepeda listrik barunya. Melihat itu, warga pun membantu Yuli dan melihat-lihat sepeda listrik punya Yuli.
Tapi sikap sombong Yuli ternyata tak berhenti sampai di situ. Untuk kali keduanya, ia ingin memamerkan sepeda listrik itu. Kali ini sepeda listriknya masuk ke dalam parit dan Yuli jatuh ke semak-semak.
”Alamak....!! Tolong...! Sepeda listrik baruku jatuh lagi ke parit,” ujar Yuli sembari meminta tolong.
Tapi untuk kali ini masyarakat sekitar dan teman-temannya merasa enggan menolong Yuli yang merasa sok dan punya segalanya tanpa memandang orang sekitarnya.
”Makanya jangan sombong. Coba angkat saja sendiri itu sepeda listrik barunya,” celetuk salah seorang warga sekitar.(ayi)
