Viral Gambar Semangka Jadi Simbol Dukungan ke Rakyat Palestina, Ini Artinya

Begini Ceritanya | Kamis, 02 November 2023 - 21:21 WIB

Viral Gambar Semangka Jadi Simbol Dukungan ke Rakyat Palestina, Ini Artinya
Ilustrasi, gambar Semangka. (DOK.JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ramai di media sosial, masyarakat global mengunggah gambar semangka sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina. Bahkan, banyak di antara warganet yang menjadikan gambar buah semangka sebagai foto profil media sosialnya.

Penggunaan gambar semangka sebagai simbol Palestina bukan kali pertama ini terjadi Lantas apakah arti buah semangka hingga jadi simbol dukungan Palestina?


Arti Gambar Buah Semangka Sebagai Simbol Dukungan Terhadap Palestina

Dilansir dari Radar Kudus, (2/11/2023), simbol buah ini muncul pertama kali setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menduduki Tepi Barat dan Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur.

Kala itu, pemerintah Israel mendeklarasikan bahwa memajang bendera Palestina akan dianggap sebagai tindak pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Sementara dikutip dari Time, untuk menghindari larangan itu, orang-orang Palestina lantas mengakalinya dengan menggunakan semangka.

Lantas Mengapa Buah Semangka?

Hal itu lantaran warna buah semangka menyerupai bendera nasional Palestina saat dibelah. Perpaduan warnanya yakni dagingnya yang merah, bijinya yang hitam, serta kulitnya yang hijau.

Pemerintah Israel dengan cepat menyadari arti dari semangka ini. Otoritas pun memperluas larangan tidak cuma di bendera, tetapi juga gambar semangka maupun sesuatu yang mencakup tiga warna tersebut.

Masih dikutip dari TIME, penggunaan semangka sebagai simbol solidaritas pada Palestina bukanlah hal baru. Ini pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menguasai wilayah tepi barat dan Gaza, serta mencaplok bagian timur Yerusalem.

Saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di Gaza dan wilayah tepi barat sebagai pelanggaran pidana.

Menghindari konsekuensi hukum, warga Palestina mulai menggunakan semangka karena, ketika dibelah, buah tersebut mengemban warna bendera nasional negara itu: merah, hitam, putih, dan hijau.

Pemerintah Israel tidak hanya menindak tegas bendera tersebut. Seniman Sliman Mansour mengatakan pada The National tahun 2021 bahwa pejabat Israel pada 1980 menutup pameran di 79 galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya seniman lain, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.

"Mereka mengatakan pada kami bahwa melukis bendera Palestina itu dilarang, (memakai) warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, 'Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam, dan putih?' dan petugas itu menjawab dengan marah, 'Ini akan disita. Bahkan jika Anda mengecat semangka, itu akan disita,'" kata Mansour pada publikasi tersebut.

Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada 1993 sebagai bagian dari Perjanjian Oslo.

Hal itu mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina, juga merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Penggunaan semangka sebagai simbol muncul kembali pada 2021. Hal itu menyusul keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan pemukiman warga mereka.

Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi wewenang menyita bendera Palestina.

Kemudian diikuti pemungutan suara pada Juni 2023 mengenai rancangan undang-undang yang melarang orang mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.

Sementara, organisasi komunitas Arab-Israel, Zazim meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera.

Gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan teks bertuliskan, "Ini bukan bendera Palestina."

"Pesan kami pada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi," kata direktur Zazim Raluca Ganea.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook