PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau menyebut bahwa penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat Karhutla di Riau pada tahun ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliana Nazir mengatakan, penderita ISPA hingga 9 September 2019 di Riau sudah mencapai 281.626 orang. Angka ini tidak semuanya dikarenakan kabut asap.
"Dari 2015 sampai 2018, penderita ISPA paling banyak pada 2016 sebanyak 720.844 orang. Sedangkan di 2015, penderita ISPA sebanyak 639.548 orang. Pada 2017 penderita ISPA sebanyak 565.711 orang dan 2018 sebanyak 529.232," kata Mimi.
Angka tersebut, dikatakan Mimi jelas memperlihatkan, bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah daerah bersama satgas (satuan tugas) menanggulangi asap akibat karhutla di Provinsi Riau yang menunjukkan kemajuan.
"Orang yang menderita penyakit ISPA, tidak melulu dikarena kabut asap. Bisa saja penyebabnya, karena virus dan bakteri yang ada di udara atau di atas permukaan suatu benda," ungkap Mimi.
Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat yang terpapar asap, untuk menggunakan masker saat melakukan aktifitas di luar rumah, perbanyak minum air putih, hidup sehat dan pola makan sehat, serta segera ke pelayanan kesehatan jika kesusahan bernapas.
"Orang yang mudah terserang ISPA, bagi mereka yang memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh, orang berusia lanjut, dan anak-anak pun rentan terhadap penyakit ini, karena sistem imun yang belum terbentuk sepenuhnya," jelas Mimi.
Berikut ini jumlah penderita ISPA sejak Januari 2019 hingga 9 September 2019 di Provinsi Riau: Januari sebanyak 42.645 orang, Februari sebanyak 39.720 orang, Maret sebanyak 40.968 orang, April sebanyak 38.372 orang, Mei sebanyak 28.429 orang, Juni sebanyak 30.312 orang, Juli sebanyak 27.563 orang, Agustus sebanyak 29.346 orang dan 1 September sampai 9 September sebanyak 6.085 orang. (ifr)