(RIAUPOS.CO) - ‘’Sampah lagi sampah lagi,’’ ujar orang nomor satu di Kota Pekanbaru, DR H Firdaus ST MT saat ditemui, baru-baru ini. Padahal, sebelumnya, Kota Pekanbaru sudah beberapa kali dinobatkan sebagai salah satu kota terbersih di Indonesia dengan supermasi piala Adipura. Tidak hanya sekali, namun 10 kali piala tersebut menyinggahi kota ini. Mulai dari masa kepemimpinan Wali Kota Pekanbaru, Herman Abdullah MM hingga saat DR H Firdaus ST MT dan Ayat Cahyadi SSi. Kenyataannya, persoalan kebersihan masih terus menjadi masalah yang serius. Bahkan mengedepankan upaya profesionalisme, pengelolan sampah diberikan ke pihak ketiga dengan anggaran yang cukup besar.
‘’Sebenarnya persoalan sampah ini tidak bisa hanya Pemko atau pihak ketiga yang digandeng menyelesaikanya. Tangan yang paling punya peranan tersebut adalah masyarakat itu sendiri. Jika masyarakat sudah malu dengan sampah yang mereka buang atau peduli dengan kebersihan lingkungannya, saya yakin Pekanbaru akan bebas yang namanya sampah berserakan. Soal Adipura itu hanya simbol, tapi target yang ingin kita capai itu bagaimana masyarakat peduli dengan sampah yang mereka hasilkan,’’ jelas Firdaus.
Disebutkan Wako, selama ini banyak laporan masyarakat tentang tumpukan sampah di mana-mana. Kebijakan pemerintah juga dinilai belum familiar dengan persampahan tersebut. Tidak ingin mencari kambing hitam. Firdaus menyebutkan, jika masyarakat sendiri belum peka akan sampah yang mereka hasilkan. Dari ber ton sampah yang dihasilkan di Pekanbaru ini, mayoritas adalah sampah rumah tangga dan sebagian kecil sampah dari pasar serta industri. Tidak hanya itu, banyak juga masyarakat yang tidak mematuhi aturan yang diberikan Pemko Pekanbaru akan jadwal pembuangan sampah serta lokasi pembuangan sampah sementara. Padahal, DKP yang merupakan satker terkait dengan pengelolaan sampah sudah menyosialisasikan waktu pembuangan sampah mulai dari pukul 20.00 WIB hingga 05.00 WIB. Untuk lokasi pembuangan sampah, Pemko juga sudah menempatkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di setiap kecamatan agar mempermudah proses pengangkutan sampah. Kenyataannya, masih masyarakat yang membuang sampahnya di pinggir-pinggir jalan, lahan kosong bahkan di anak-anak sungai yang ada di Pekanbaru serta selokan-selokan.
‘’Itu fakta dan kenyataannya memang banyak masyarakat yang seolah-olah tidak tahu kapan dan di mana mereka bisa membuang sampah. Kita berharap, jangan ada lagi tempat sampah dadakan di Pekanbaru, terutama di daerah-daerah pinggiran. Yang paling penting itu, tidak membuang ke selokan atau anak sungai yang akibatnya bisa membuat banjir. Jika bukan kita yang peduli siapa lagi,’’ terangnya.
Sementara itu, terkait swastanisasi pengelolaan sampah di Pekanbaru, Wako menyatakan tidak bisa serta merta tanggungjawab persampahan itu diberikan kepada mereka. Pasalnya, sehebat apapun mereka, jika kepedulian masyarakat akan sampah tetap tidak berubah, misi membebaskan Pekanbaru dari sampah juga tidak akan tuntas.
‘’Coba dipikirikan, jika kita tertib membuang sampah, tentu tidak akan ada sampah lagi yang menumpuk pada jam siang. Ini pekerjaan kroyokan, tidak bisa sendiri-sendiri. Makanya, saya sangat berharap masyarakat mengambil peran ini. Jika Pekanbaru bersih dari sampah, yang bangga bukan saya sebagai wali kota, tapi kita sebagai masyarakat Pekanbaru. Jika tidak sekarang kapan lagi, jika bukan kita siapa lagi yang peduli akan Pekanbaru ini,’’ terangnya.(kun)