Sejarah Tentukan Arah, Budaya Naikkan Marwah

Advertorial | Sabtu, 12 Oktober 2019 - 11:16 WIB

Sejarah Tentukan Arah, Budaya Naikkan Marwah
Prosesi adat dan masuk suku H Sukiman dan Hj Peni Herwati Sukiman di Kabupaten Rohul.(humas pemkab rohul)

Daerah ini adalah kawasan Kerajaan Rokan Tua, diketahui keberadaannya abad ke-13, saat itu tercatat dalam "Negara Kertagama" karangan Prapanca, yang ditulis pada tahun 1364 M. sungai ini memainkan peran penting sebagai jalur perhubungan pada waktu itu.

Menurut suatu riwayat, kata Rokan berasal dari bahasa Arab rokana, artinya damai atau rukun. Konon, nama ini merupakan refleksi dari keadaan rakyat yang selalu rukun dan mementingkan kedamaian, baik dengan sesama penduduk negeri, maupun dengan orang luar negeri.

Dari nama tersebut menunjukkan adanya pengaruh Arab. Juga bisa disimpulkan Kerajaan Rokan berdiri setelah Islam masuk ke daerah ini.

Dalam sejarahnya, Rokan termasuk kerajaan yang cepat berkembang, berkat hasil rempah-rempah yang dimilikinya, dan juga relasi perdagangannya dengan negeri lain, seperti Malaka. Bahkan Raja Malaka, Mahmud Syah menjalin hubungan kekerabatan dengan Rokan, dengan  memperistri putri Raja Rokan, dan menjadikannya sebagai permaisuri. Dengan demikian, hubungan antara Malaka dan Rokan jadi semakin erat.

Sejak Malaka dikalahkan Portugis, Kerajaan Rokan mengalami kemunduran, karena terus mendapatkan ancaman dari Aru dan Aceh bagian utara. Menurut sejarah, kehancuran Rokan akibat dari serangan Aceh. Namun, ketika Rokan menghilang, muncul kerajaan baru menggantikannya, yaitu Kerajaan Pekaitan dan Batu Hampar.

Setelah Kerajaan Pekaitan dan Batu Hampar lenyap, muncul  tiga kerajaan  lagi di bagian hilir Sungai Rokan, yaitu Kerajaan Kubu dengan ibunegeri Teluk Merbabu, Kerajaan Bangko dengan ibu negeri Bantaian, dan Kerajaan Tanah Putih dengan ibu negeri Tanah Putih (Cikal Bakal Kabupaten Rokan Hilir),  

Sementara di bagian hulu, muncul lima kerajaan yang diperintah secara turun-temurun oleh bangsawan raja. Kerajaan Tambusai, ibunegerinya Dalu-dalu, Kerajaan Rambah, ibunegerinya Pasir Pengaraian, Kerajaan Kepenuhan ibunegerinya Koto Tengah, Kerajaan Kunto Dar el-Salam, ibunegerinya Kota Lama, Kerajaan Rokan ibunegerinya Rokan IV Koto (Cikal bakal Kabupaten Rokan Hulu).

Dahulunya, daerah Rokan Hulu dikenal dengan nama Rantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu, karena merupakan daerah tempat perantauan suku Minangkabau yang ada di daerah Sumatera. Nama lainnya adalah  'Teratak Air Hitam' yakni Rantau Timur Minangkabau di sekitar daerah Kampar sekarang.  

Sehingga  Rokan Hulu saat ini memiliki adat istiadat serta logat bahasa yang mempunyai kemiripan dan kesamaan dengan  budaya Minangkabau. Sementara di sekitar Rokan Hulu bagian sebelah Utara dan Barat Daya, terdapat penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dan budaya dengan etnis Rumpun Mandailing dari daerah Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara.

Sejak berabad yang lampau, etnis ini telah mengalami Melayunisasi dan umumnya mereka mengaku sebagai suku Melayu. Sejarah Kabupaten Rokan Hulu pada Zaman Penjajahan Belanda Sebelum kemerdekaan, yakni pada masa penjajahan Belanda.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook