(RIAUPOS.CO) - Kabar duka menyelimut Taman Marga Satwa Medan Zoo. Bayi harimau (panthera tigris sumaterae) yang baru berusia tujuh hari telah mati, Jumat (26/2) pagi. Penyebabnya, harimau yang lahir dari pasangan induk Manis dan Anhar itu lahir prematur pada Kamis (18/2) lalu.
Dengan kematian itu, bayi harimau yang diberi nama Benar itu, masih dalam penelitian Tim Medis Medan Zoo untuk mengetahui penyebab kematian Benar.
“Kami mengetahui matinya bayi harimau itu dari petugas Medan Zoo, Jumat pagi pada saat membersihkan kandang dan memberi makan harimau Sumatera dan harimau Benggala,” ujar drh Sucitrawan selaku tim medis satwa di Medan Zoo, Sabtu (27/2).
Kematian anak harimau berusia sepekan itu disesalkan karena kurangnya pengamatan kesehatan dari tim medis. Mengingat populasi harimau di tengah kepunahan. Di mana, Kematian anak harimau di kebun binatang milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan ini merupakan kali kedua.
Berdasarkan catatan, pada 2012 lalu, si Manis juga sempat melahirkan dua ekor bayi, namun keduanya mati.
Dalam analisis kesehatan satwa, drh Sucitrawan menyebutkan, ada beberapa kemungkinan penyebab kematian bayi harimau Sumatera. Penyebabnya, mungkin usia kelahiran yang belum sempurna atau prematur. “Normalnya 1.155 hari tapi yang ini baru sekitar 65-75 hari,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, berat badannya saat ditimbang mati, hanya enam ons yang mana seharusnya, berat badan norman sekitar 1,1 kilogram.
“Ada juga kemungkinan karena dehidrasi atau kurang cairan. Air susu induk juga kurang karena usianya sudah mencapai 18 tahun,” katanya.
Dijelaskannya, cara mengurus bayinya tidak seperti empat kali kelahiran sebelumnya.
“Saat kelahiran, induknya sangat sensitif. Kalau bayinya diambil induknya akan marah dan tak akan mau merawatnya lagi,” tuturnya.