(RIAUPOS.CO) -- Ruas jalan negara Sumbar-Riau yang membelah wilayah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, semakin sekarat. Bahkan, sudah terancam putus total di Jorong Simpang Tigo, Nagari Kotoalam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota. Tepatnya lagi sebelum penurunan Tujuah Baleh jika datang dari arah Sumbar atau persis di depan deretan rumah warga Nagari Kotoalam yang terbelah akibat fenomena tanah bergerak.
Kondisi Jalan Sumbar-Riau yang menunggu putus akibat keretakan badan jalan di Nagari Kotoalam ini, tidak hanya disampaikan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi kepada JPG usai meninjau lokasi banjir dan longsor di daerahnya pada Jumat lalu (20/12). Namun, juga diisyaratkan oleh Kapolres Limapuluh Kota AKBP Sri Wibowo yang sepanjang Sabtu (21/12), dua kali melintasi jalan negara tersebut.
"Sabtu ini (kemarin, red), saya dua kali lewat Jalan Sumbar-Riau di Nagari Kotoalam. Karena saya pergi melihat kondisi Nagari Kotolamo, Kecamatan Kapur IX yang sempat terisolasi akibat longsor, tapi malam ini sudah tidak terisolasi lagi. Nah, dari pengamatan saya, secara kasat mata saja, memang badan jalan Sumbar-Riau di Nagari Kotoalam itu, semakin turun. Jika tidak ditangani cepat, badan jalan ini memang berpotensi putus total," kata AKBP Sri Wibowo saat dihubungi JPG, malam tadi.
Mantan Kasat PJR Dirlantas Polda Sumbar ini menyarankan kepada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) III selaku penanggungjawab pengelolaan Jalan Sumbar-Riau, agar segera bersikap. “Menurut saya, malam ini (kemarin, red), BPJN III harus bersikap. Menurunkan ahli jalan atau ahli apalah namanya, untuk melihat langsung kondisi badan jalan di Nagari Kotoalam, apakah layak ditempuh atau tidak oleh kendaraan. Dengan demikian, kami pun bisa bersikap pula,” tegas AKBP Sri Wibowo.
Selain disarankan segera menurunkan ahli jalan atau ahli bina marga untuk melihat kondisi badan jalan Sumbar-Riau di Nagari Kotoalam, Polres Limapuluh Kota juga meminta BPJN III segera melakukan penanganan terhadap badan jalan yang semakin retak dan turun tersebut. “Kita khawatirnya, saat dilewati kenderaan berat, jalan ini amblas. Makanya, ini memang harus ditangani dengan cepat,” katanya.
Terkait dengan beredarnya rekaman di sosial media yang menyebut Jalan Sumbar-Riau sudah putus pada Sabtu (21/12) sore, AKBP Sri Wibowo memastikan informasi itu belum benar. Tapi, Kapolres mengakui, jika kondisi jalur utama penghubung Sumbar dengan Riau ini, sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Soal adanya imbauan atau papan informasi yang terpasang pada sejumlah titik di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, tentang kendaraan bertonase di atas 10 ton tidak bisa lewat jalan Sumbar-Riau, Kapolres mengaku tidak berkompeten untuk memberi penjelasan terkait hal tersebut.
Namun, Kapolres mengakui, jika pihaknya memang menganjurkan atau memberi imbauan kepada pengemudi kenderaan berat di jalur Sumbar-Riau memilih lewat jalan alternatif yakni melewati Kiliranjao Sijunjung, terus ke Telukkuantan dan Pekanbaru.
“Kami memang anjurkan pengemudi kendaraan berat, lewat jalan altenatif atau memutar dulu. Namun, untuk memastikan kendaraan berat berapa saja yang bisa melewati jalan retak di Nagari Kotoalam, itu tentu bukan kompetensi kami,’’ kata AKBP Sri Wibowo.
‘’Makanya, dari awal saya sampaikan, kita minta Balai Jalan Naisona agar segera menurunkan ahli jalan untuk menentukan sikap. Ini yang penting. Jika tidak, kita khawatirnya, jalan ini tidak bisa dilewati untuk libur akhir tahun nanti. Apalagi, warga Riau itu pada libur akhir tahun banyak, yang berwisata ke Sumbar,” tambahnya.
Sebelumnya, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi yang juga Ketua PDI-Perjuangan di daerahnya, meminta Balai Pelaksana Jalan Nasional agar terus menangani keretakan badan jalan Sumbar-Riau yang makin meluas.
“Saya khawatir sekali dengan kondisi badan jalan Sumbar-Riau. Yang saya pikirkan, keselamatan pengemudi dan masyarakat kita. Baik warga Sumbar ataupun Riau. Ini jika tidak ditangani segera, bisa memicu biaya ekonomi tinggi. Menganggu perekonomian Sumbar dan Riau,” kata Irfendi.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) III Sumbar Aidil Fiqri yang dikonfirmasi JPG dari Payakumbuh, Sabtu malam (21/12), menyebut, BPJN III Sumbar akan melakukan penanganan darurat secepatnya, terkait dengan kondisi jalan Sumbar-Riau yang mengalami pergerakan di Kotoalam. “Sekarang kami tangani darurat. Celah-celah kami timbun supaya menjamin lalu-lintas tetap lancar,” ujarnya.
Aidil Fiqri mengakui, di kawasan Kotoalam itu terjadi pergerakan tanah secara full. “Jadi, tentunya, kami akan mengirim tim survei, baik dari Balai, gabungan dari tim ahli Bina marga yang menyangkut dengan ada namanya Subdit Lereng, menyangkut dengan lereng, dan Tim Reaksi Cepat Bencana Alam. Ini akan kami laporkan secara resmi untuk mengundang,” ujarnya.
Apakah sejauh ini sudah ada kajian dari BPJN III Sumbar terhadap penyebab fenomena tanah bergerak di Jalan Sumbar-Riau terutama di ruas Nagari Kotoalam? Aidil Fiqri mengakui, belum dilakukan kajian. “Memang ini perlu dikaji, penyebabnya murni alam atau ada campur tangan manusia. Ada tidak aktifitas penambangan di sana? Saya sendiri tidak tahu, tentu kawan-kawan wartawan di sana juga perlu mencaritahu,” katanya.
Selain BPJN III Sumbar, Aidil Fiqri meyakini, pihak kepolisian juga menyelidiki penyebab jalan retak dan pergerakan tanah yang terjadi di Nagari Kotoalam. “Untuk kami di BPJN sendiri, sekarang melakukan penanganan darurat dulu. Yang retak-retak itu, kami isi dulu dengan timbunan sirtu, timbunan pilihan. untuk menjamin lewat. sementara alat berat juga standy-by di sana,” kata Aidil.
Jika terjadi kondisi buruk, seumpama jalan putus, BPJN III Sumbar menurut Aidil juga sudah menyiapkan langkah antisipasi. “Kalau putus sekali pun, saya sudah siapkan jembatan balley untuk atasi itu. Jembatan balley sendiri sudah di atas truk sekarang. Kalau itu terjadi yang tidak diperkirakan. Kita kan tidak tahu apa yang terjadi besok. Yang jelas kami harus siap,” ujar Aidil Fiqri.
Longsor di Limapuluh Kota
Selain fenomena tanah bergerak, sekitar 680 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Limapuluh Kota, terisolasi akibat longsor yang kembali melanda daerah tersebut, sepanjang Kamis malam (19/12) hingga Jumat (20/12). Sedangkan, 105 KK lainnya, sampai Sabtu (21/12) dini hari, kembali diungsikan akibat banjir.
Humas Polres Limapuluh Kota Brigadir Ababil melaporkan, ruas jalan negara Sumbar-Riau kembali longsor di Kilometer 156, tepatnya di Jorong Simpang Tigo, Nagari Kotoalam, Kecamatan Pangkalan. Akibat longsor tersebut, separuh badan setinggi kurang lebih satu meter. Sedangkan panjang material longsor 20 meter. Sehingga mengganggu arus lalu lintas Sumbar-Riau.