28 Dirawat, 1 Meninggal Kasus DBD di Padang

Sumatera | Kamis, 14 Januari 2016 - 10:00 WIB

28 Dirawat, 1 Meninggal Kasus DBD di Padang
DIRAWAT: Penderita DBD menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rasidin, Padang, Rabu (13/1/2016).

RIAUPOS.CO - Awal 2016, jumlah penderita demam berdarah dengue (BDB) di Kota Padang meningkat. Tercatat 28 kasus dari beberapa kecamatan di Kota Padang. Satu orang dilaporkan meninggal dunia.

 28 pasien DBD itu ada di tiga puskesmas dan RSUD Rasidin. Rinciannya di Puskesmas Alai 1 kasus, di Puskesmas Nanggalo 6 kasus, di Puskesmas Lubukbegalung 1 kasus meninggal dunia. Sementara di RSUD Rasidin terdapat 20 kasus.

Baca Juga :Lindungi Paru-Paru Dunia dari Berbagai Ancaman

Kepala Puskesmas Alai, Inna Rokendry Azwar mengatakan, pasien DBD merupakan warga Alai yang bersekolah di Padangpanjang. Dia terkena DBD saat pulang kampung ke Padang.

“Tahun lalu jumlah penderita DBD di sini 17 kasus, bulan ini tercatat baru satu orang,” katanya.

Kepala Puskesmas Nanggalo, Darius mengatakan, hingga kemarin jumlah penderita DBD di Nanggalo tercatat enam kasus. “Dua orang dari Keluruhan Gurunlaweh, 4 orang dari Kelurahan Suraugadang,” katanya.

Dia mengatakan, kawasan yang terkena DBD saat ini bukanlah daerah endimik DBD sebelumnya, seperti Gurunlaweh. “Biasanya endemik DBD itu di Suraugadang, sekarang sudah menyebar ke Gurunlaweh,” jelasnya.

Guna antisipasi, katanya, Puskesmas Nanggalo sudah melakukan penyuluhan kepada warga tentang pentingnya menguras, menutup, menimbun (3M). Demikian juga melakukan pengasapan (fogging).

“Kami langsung melakukan kegiatan antisipasi di daerah yang menjadi endemik DBD,” terangnya.

Sementara Kepala Ruang Perawat RSUD Rasidin, Rida mengatakan, pasien DBD sampai pertengahan Januari 2016 tercatat 20 kasus.

“Sekarang yang masih menjalani rawat inap sembilan orang,” katanya.

Kepada Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Eka Lusti, membenarkan terjadi peningkatan DBD di Kota Padang. Hanya saja dia mengklaim jumlah kasus DBD yang terjadi di Kota Padang hanya 15 kasus dan satu di antaranya meninggal dunia. “Ada 15 kasus DBD, satu meninggal dunia,” tegasnya.

Dia mengaku DKK Padang telah melakukan upaya untuk meminimalisir DBD. Seperti mengimbau seluruh puskesmas di Kota Padang untuk melakukan penyuluhan DBD, dan meminta pihak kelurahan menggalakkan warganya melakukan 3M.

“Pihak kami telah melakukan pengasapan di seluruh wilayah yang berpotensi DBD,” Katanya.

Berdasarkan data DKK Padang, penderita DBD tahun 2015 tercatat 1.126 kasus, 8 di antaranya meninggal dunia.

Terpisah, pengamat kesehatan lingkungan dari Universitas Baiturrahmah, Hari Budiman mengatakan, peningkatan kasus DBD di Kota Padang disebabkan musim pancaroba dan perilaku masyarakat yang abai terhadap kebersihan lingkungan, serta saluran air yang tersumbat.

“Seharusnya masyarakat arif menyikapi musim pancaroba, dengan cara menggiatkan gotong-royong di tempat tinggal masing-masing,” terangnya.

Selain itu menurutnya, fogging yang dilakukan pemerintah tidak dapat dijadikan solusi untuk membunuh mata rantai penyebaran DBD. Pengasapan hanya memutus mata rantai penuluran untuk sementara. Pengasapan dapat menimbulkan masalah baru di tengah masyarakat. Dia mengharapkan pemerintah lebih meningkatkan penyuluhan 3M.

“Jika selama tiga hari hujan tidak turun setelah fogging dilakukan, maka asap dari fogging tersebut dapat menjadi masalah pada kesehatan masyarakat,” terangnya.(cr13/mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook