SIAK

Membuka Diri untuk Penelitian Budaya Melayu

Siak | Selasa, 05 Oktober 2021 - 11:33 WIB

Membuka Diri untuk Penelitian Budaya Melayu
Wabup Husni Merza menerima kunjungan visitasi akademik Fakultas Psikologi empat kampus UIN dan IAIN di kediaman bupati, Komplek Abdi Praja, Jalan Raja Kecik Siak, Sabtu (2/10/2021). (DISKOMINFOTIKS SIAK UNTUK RIAUPOS.CO)

SIAK (RIAUPOS.CO) - Wakil Bupati Siak Husni Merza menerima kunjungan visitasi akademik Fakultas Psikologi empat kampus. Empat kampus itu adalah, UIN Suska Riau, UIN Raden Patah Palembang, UIN Imam Bonjol Padang, dan IAIN Batu Sangkar ke Pemerintah Kabupaten Siak.

Rombongan kurang lebih 30 orang diketuai oleh Dekan Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, Kusnadi. Kunjungan tersebut disambut hangat Wabup Husni di Kediaman Bupati Siak Komplek Abdi Praja, Sabtu (2/10) siang.


Wakil Bupati Siak Husni Merza dalam sambutannya menyampaikan, Kabupaten Siak selain menjalankan tugas-tugas pemerintahan yang lazim dilaksanakan kabupaten dan kota lain, juga merupakan kabupaten yang berkomitmen untuk pembangunan yang bersahabat dengan lingkungan. Untuk itu Siak masuk ke dalam asosiasi Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). ‘’Siak juga tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), ini sedang kami gesa dan kita juga buat sesuatu yang bisa kita usulkan ke UNESCO agar Siak masuk ke dalam World Heritage," katanya.

‘’Beberapa yang diusahakan sekarang adalah karena cagar budaya yang dimiliki, diantaranya Istana Siak, Masjid Syahabuddin, Makam Sultan Syarif Kasim dan lain sebagainya," sebut Husni.

Wabup Siak Husni me­nambahkan, apa yang diusahakan saat ini seakan-akan seperti membangkitkan batang terendam, karena Siak dahulu merupakan daerah yang luar biasa besar ke­kua­saannya. Bahkan, Siak terkenal karena sultan pertamanya yang merupakan Pewaris Tahta Kerajaan Jo­hor yang ada kaitannya dengan Istana Pagaruyung. "Nanti kami ajak mempelajari  kebudayaan Melayu. Sekaligus memperlihatkan sejauh mana kami sudah melakukannya," kata Wabup Husni. 

Atau apa pun yang nanti ingin dieksplor dipersilakan. Pihaknya membuka diri bagaimana Siak ini semakin banyak diteliti oleh orang.

Ketua rombongan Kusnadi menjelaskan, bahwa di psikologi memiliki visi yaitu melahirkan psikolog yang terintegrasi dengan keislaman dan kearifan lokal. Produknya yakni psikolog yang Islami, namun juga memiliki kearifan lokal. Bicara kearifan lokal rujukannya adalah Melayu Riau, dan Melayu Riau jelas arahnya tentu ke Siak. "Kami di sini hendak membuat satu karya atau produk yang sifatnya kerja sama dari beberapa perguruan tinggi," jelasnya.

Produk itu nantinya menjadi karya bersama bahkan menjadi tingkat nasional. Jadi dokumen-dokumen yang diperoleh didokumentasikan, ini menjadi karya yang sifatnya bukan lokalistis sekedar UIN di Riau saja, tetapi menyebar.

Pada Oktober ini, lanjut Kusnadi, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Maastricht University di Belanda yang salah satunya juga menampilkan kaitannya psikologi berbasis kearifan lokal. 

Kusnadi bersama anggota, meminta izin nantinya jika pihaknya menayangkan simbol maupun logo tentang keislaman Melayu Siak. 

"Pekan lalu, BEM Fakultas Psi­kologi telah memenangkan tender untuk Mukernas BEM Psikologi se-Indonesia. Artinya, mulai dari Aceh sampai ke Papua atau Papua ke Aceh, kami mohon izin juga jika mungkin nanti akan ter­pampang logo atau simbol Melayu keislaman Siak," pungkasnya.(ifr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook