PENTAS "NEGARA YANG HILANG" (SIJANGKANG)

Pesan Perdamaian dari Mutakui

Seni Budaya | Minggu, 21 Februari 2016 - 00:15 WIB

Pesan Perdamaian dari Mutakui

Pementasan teater produksi Lembaga Teater Selembayung (Riau) telah pun  dipentaskan di Komplek Candi Mutakui (Muara Takus) XIII Koto Kampar Riau, Senin (15/2) dan Kampus ISI Padang Panjang-Sumatera Barat, Rabu (17/2). Satu karya yang membawa amanah dari para leluhur tentang pesan perdamaian dari Kedatuan Mutakui.

------------------------------------

SETELAH menjalani proses lebih kurang setahun berjudul Negara   yang Hilang (Sijangkang), naskah yang ditulis sekaligus disutradarai Fedli Azis itu mengisahkan tentang peradaban Kedatuan Mutakui yang telah lama terlupakan. Upaya yang dilakukan mengangkat "batang terendam" kepermukaan untuk dikenal kembali oleh generasi hari ini dan nanti.

Baca Juga :Upaya Mengembangkan Alih Wahana Seni

Kisah masa lampau yang ditulis pimpinan Lembaga Teater Selembayung itu bersumber dari Ongku Imi, Syahru Ramadhan, dan Amirullah. Disebutkan Fedli, ketiga orang itulah yang telah memberikan banyak informasi sehingga proses yang dijalani mulai dari pengumpulan sumber cerita, penulisan naskah, latihan hingga kemudahan dalam pementasan. Pentas lakon itu pun akhirnya dapat dipentaskah di hadapan kaum adat dan cerdik pandai serta masyarakat di Kampung Muara Takus.

“Negara yang hilang atau Onah Koto Sijangkang hanyalah setetes kisah dari telaga peradaban yang terbiar dan tertimbun oleh gagap gempita pembangunan. Kisah yang dianggap asing namun menyimpan misteri sekaligus pelajaran yang amat berabrti bagi kehidupan manusia. Apalagi kisah ini masih segar dalam ingatan kolektif kaum adat di kawasan tersebut,” ujar Fedli kepada Riau Pos. 

Menjelang pementasan berlangsung di Kampung Muara Takus, Senin (15/2) lalu, suasana Kompleks Candi Muara Takus tidak seperti biasanya, sepi, gelap mengkakap tetapi terdengar suara riuh rendah panitia serta para aktor dan juga suara mesin genset meraung-raung di beberapa titik seperti di kedai yang tersedia di sekitaran komplek candi. Selain itu, terdengar juga suara mesin genset di dalam komplek candi yang tak lain untuk keperluan pertunjukan malam itu.

Simbahan lampu pertunjukan aneka warna yang sudah disediakan, tidak hanya menyorot tempat pertunjukan berlangsung melainkan juga menyinari beberapa candi yang terdapat di dalam komplek. Sekitar pukul 20:00 WIB, warga pun tampak berdatangan memenuhi areal pertunjukan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook