Gufran menjelaskan, dalam gerakan literasi bangsa, hal yang ditekankan adalah bagaimana membudayakan minat baca. Salah satunya memberi waktu siswa membaca sekitar 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Untuk gerakan literasi sekolah, penekanannya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang berbudaya baca dan tulis.
“Sedangkan untuk gerakan literasi masyarakat, pada intinya menciptakan lingkungan masyarakat yang berbudaya baca dan menulis,” jelas Gufran lagi.
Dijelaskan Gufran lagi, tahun 2016 nanti, pihaknya akan menyelenggarakan Olimpiade Literasi pada bulan Oktober bersamaan dengan kegiatan Bulan Bahasa Nasional. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penyusunan bahan ajar, pelatihan tenaga kebahasaan untuk literasi dan pemodelan, dan pembuatan plus penguatan gerakan literasi.
Untuk gerakan cinta sastra, akan dilakukan pembuatan pangkalan data sastrawan dan komunitas sastra, pembinaan komunitas sastra, fasilitasi kesastraan, serta pemberdayaan dan perluasan komunitas sastra. Sedangkan dalam penguatan bahasa media luar ruang akan dilakukan penyusunan model gerakan, diskusi, dan model penggunaan bahasa luar ruang.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Drs Agus Sri Danardana MHum menyambut baik dan berterima kasih karena Riau dijadikan salah satu daerah yang menjadi sasaran kegiatan ini. Danardana mengungkapkan bahwa Balai Bahasa Provinsi Riau sebenarnya selama ini telah melakukan sebagian apa yang menjadi inti dari kegiatan ini.
“Selama ini, dalam beberapa kegiatan yang kami selenggarakan, sudah menyentuh sebagian dari apa yang menjadi inti kegiatan ini. Misalnya kegiatan Gerakan Indonesia Menulis (GIM), termasuk mendirikan GKSR,” ujar Danardana.