Kemenkominfo Gelar Forum Literasi Demokrasi untuk Generasi Muda Pekanbaru

Pekanbaru | Jumat, 20 Oktober 2023 - 22:02 WIB

Kemenkominfo Gelar Forum Literasi Demokrasi untuk Generasi Muda Pekanbaru
Diskusi dalam Forum Literasi Demokrasi yang digelar Kemenkominfo RI di Karambia Café & Hang Out, Pekanbaru, Riau, Kamis (19/10/2023). (KEMENKOMINFO UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menggelar Forum Literasi Demokrasi dengan mengajak generasi muda Pekanbaru untuk meningkatkan kualitas demokrasi di ruang digital dengan menyebarkan konten-konten positif.

Diskusi santai bertema “Tingkatkan Literasi Demokrasi di Media Sosial” tersebut menghadirkan Dekan FISIP Universitas Riau dan Kreator Konten Rian Fahadhi Risyad sebagai narasumber dan dipadati ratusan peserta mahasiswa di Karambia Café & Hang Out, Pekanbaru, Riau, Kamis (19/10/2023).


“Marilah kita bersama menjaga demokrasi Pancasila di ruang digital agar pesta demokrasi lima tahunan ini berlangsung secara damai, sehat, dan meriah,” ajak Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan, Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Agus Tri Yuwono saat memberikan sambutan.

Agus mengatakan, tanggungjawab kualitas demokrasi Pancasila tidak hanya di pundak Pemerintah saja, melainkan juga seluruh elemen masyarakat termasuk generasi muda.

Pemuda dari Banjarnegara ini mengajak para peserta dan pemilih muda agar dapat menggunakan gunakan hak suaranya pada Pemilu 2024 dengan damai, bijak dan cerdas.

“Inilah pentingnya kerja sama antara pemerintah beserta seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, internet, dan media sosial,” ujar Agus. 

Tantangan selanjutnya adalah popularitas media sosial dan ruang digital yang cenderung dipenuhi hoaks, ujaran kebencian, dan kejahatan siber,” pungkas Agus.

Tingkatkan Kualitas Demokrasi

Sejalan dengan hal tersebut, Dekan FISIP Universitas Riau Meyzi Heriyanto menyebut ada empat cara untuk meningkatkan kualitas demokrasi melalui saluran media sosial.

“Pertama cermati dan pahami informasi di ruang digital secara baik dan menyeluruh. Kedua, waspadai dan hindari berita-berita yang isinya provokatif, ketiga jangan menyampaikan ujaran kebencian, dan terakhir, mampu check and recheck atau tabayyun untuk mengambil sikap,” papar Meyzi.

Kreator Koten Rian Fahadhi Risyad menyebut, untuk menyampaikan pendapat melalui media sosial diperlukan koridor nilai-nilai yang baik. ”Konten atau informasi yang berkualitas mengedepankan nilai-nilai atau etika jurnalisme, bertanggung jawab atas yang kita sampaikan,” kata Rian.

Presiden Gen Z ini lantas mengungkap cara menyaring informasi untuk konten media sosial menggunakan metode filsuf Yunani Socrates, yakni truthfullness, goodfullness, dan usefullness. “Cek kebenarannya, cek kebaikannya, dan cek kebermanfaatannya. Kalau tidak sesuai dengan ketiga hal itu, ngapain di-share,” jelas Rian.

Rian mengakui pernah terperdaya dan membagikan konten negatif di sosial media. “Selalu sadar dengan pikiran meragukan informasi biarpun itu dibagi oleh akun-akun yang pengikutnya jutaan atau centang biru,” kata Rian.

Ia mengajak masyarakat terutama generasi muda untuk membatasi diri dengan meragukan semua informasi yang disebar melalui media sosial agar terhindar dari hoaks.

Rian mengajak Gen Z untuk jadi penggagas yang menyebarkan narasi atau informasi yang bermutu. “Jangan jadi penerima informasi saja, bukan cuma sekedar jadi penonton lalu cuma komentar. Tapi bikin juga konten yang positif,” kata Rian.

Cek Kebenarannya

Lebih lanjut, Meyzi menambahkan, tahapan terpenting adalah verifikasi kebenaran berita atau hoaks yaitu dengan mengecek situs atau website yang membuat atau menyebar berita tersebut. “Cek dulu terpercaya atau tidak,” kata Meyzi. 

Bahkan untuk cek keaslian sebuah konten digital, seperti foto dan video, Meyzi menambahkan, sudah tersedia aplikasi yang terpercaya untuk mengecek.

Sebelum itu, menurut Meyzi, yang pertama dihindari adalah mencermati judul informasi tersebut. “Perlu dicurigai dan dilacak judul-judul yang provokatif,” jelas Meyzi.

Meyzi mengungkap data dari Kemenkominfo terkini terdapat 34.000 situs berita di mana hanya 10 persen atau 300 situs yang layak dipercaya. Maka dari itu, menurut Meyzi, menghadapi tahun politik ini, generasi muda diharapkan selalu berhati-hati terhadap konten-kenten yang provokatif.

Forum Literasi Demokrasi ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendukung terwujudnya Pemilu Damai 2024. Kegiatan serupa telah dilaksanakan di Padang dan Pekanbaru, yang akan dilanjutkan di kota Denpasar, Manokwari, dan Yogyakarta.

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook