Sebagai kerajaan tua yang usianya sudah berabad-abad, sudah pasti memiliki sejarah dan peninggalan-peninggalan yang memiliki arti penting pada masanya. Bahkan, peninggalan atau situs sejarah tersebut dinilai masih memiliki nilai dan kesaktian hingga saat ini.
(RIAUPOS.CO) - Menyusuri sejarah Kerajaan Gunung Sahilan yang berada di Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, memang seperti tiada habisnya. Kerajaan tua ini meninggalkan banyak kisah dan situs sejarah. Sebagai wilayah adat yang berada di bawah kerajaan ini, sampai sekarang masih terjaga dengan baik. Situs sejarah tersebut antara lain, Danau Kunci, Gunung Ibul, Makam Raja Darah Putih dan masih banyak lainnya.
Danau Kunci
Merupakan tempat menyimpan barang-barang kekayaan kerajaan pada zaman dulu karena takut diambil penjajah. Dinamakan Danau Kunci karena tempat ini terkunci rapat. Tersembunyi dan sangat rahasia. Bahkan, menurut cerita nenek moyang, Danau Kunci ini dijaga oleh para putri.
Gunug Ibul
Gunung Ibul bukan seperti gunung yang biasa dilihat atau dibayangkan. Gunung Ibul merupakan suatu tempat yang berjarak sekitar1 kilo meter ke arah utara dari Kerajaan Gunung Sahilan. Tempat ini dipercayai sebagai lokasi awal peradaan kerajaan Rantau Kampar Kiri. Jauh sejak beradad-abad silam.
Makam Raja Darah Putih
Makam ini terletak di Selatan masjid tua Gunung Sahilan dengan batu nisannya yang panjang. Sedangkan Raja Darah Putih juga dikenal dengan Mangiang Raja Muda di Gunung Sahilan yang merupakan anak Raya Gamuyang Panitahan Sungai Tarap.
Makam Raja Bersusu Empat
Makam raja kedua Kerajaan Gunung Sahilan ini berdekatan dengan makam raja pertama, Raja Darah Putih. Nisan makan ini berukir indah yang merupakan pemberian Raja Aceh.
Makam Sultan yang Dipertuan Hitam
Makam Sultan yang Dipertuan Hitam atau raja ke lima dan keluarga kerajaan. Makam ini berjarak sekitar 30 meter dari istana
Kantor Pemerintah Belanda
Kantor ini berjarak sekitar 1 kilometer ke arah Utara dari Kerajaan Gunung Sahilan. Pemerintah Belanda saat menduduki kawasan ini memberikan kupon/hadiah kepada kerajaan. Hadiah tersebut bisa berupa beras, uang dan lain-lain. Hal ini terjadi selama 12 tahun. Di kantor inilah pemberian kupon itu dilaksanakan.
Tansi Belanda
Tansi Belanda ini berada di Desa Kebun Durian yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Pusat Kerajaan Gunung Sahilan
Tempat pembantaian zaman Jepang
Di Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan juga terdapat satu lokasi yang dikenal sebagai lokasi pembantaian yang dilakukan penjajah Jepang terhadap pekerja Indonesia (Romush). Tempat ini berada di Desa Muara Selaya, Kecamatan Kampar Kiri Hulu.
Kepala Lokomotif
Sejarah selalu menyisakan jejaknya. Kepala lokomotif di Desa Lipatkain merupakan salah satu peninggalan penjajah Jepang. Kereta api ini dulunya digunakan Jepang untuk mengangkat batu bara di kawasan tersebut hingga ke Sumatera Barat.
Makam Syekh Burhanuddin tahun 1111
Syekh Burhanuddin merupakan tokoh agama Islam yang sangat berpengaruh di Indonesia. Makamnya ada di Desa Kuntu. Beliaulah yang membentuk kholifah empat yang dimudik dalam Kerajaan Gunung Sahilan, tepatnya pada abad II sebelum kerajaan Gunung Sahilan berdiri.
Payung Kuning
Payung ini berdiri kokoh di dalam Istana Kerajaan Gunung Sahhilan. Dikenal sebagai benda sakti yang hanya digunakan saat raja dinobat dan raja mangkat (meninggal dunia). Tidak ada siapapun yang membuka payung tersebut kecuali pada dua acara tersebut. Jika dibuka selain waktu tersebut, payung ini akan menunjukkan kesaktiannya yakni akan terjadi hujan dan petir yang amat dahsyat.
Takagh/kendi
Takagh ini digunakan untuk menyimpan senjata pusaka, seperti tombak, lembing, dan lain lain dengan kesaktian apabila musim kemarau, takagh ini berisi air. Sedangkan saat musim hujan tiba, akan kering dan ada ular di dalamnya. Ular yang tidak bisa dilihat oleh setiap orang ini dipercayai sebagai penjaga takagh
Peti besi keramat
Peti ini berisi tombo alam Kerajaan Rantai Kampar Kiri Gunung Sahilan yang tidak boleh dibuka. Suatu ketika, pernah peti ini akan dibuka. Tapi tiba-tiba terjadi hujan ribut, petir yang sangat dahsyat. Sampai saat ini tidak ada siapapun yang berani membukanya
Keris kebesaran raja
Keris ini dipakai oleh raja. Hanya untuk raja dan tidak ada yang boleh memakai selain raja. Keris ini juga memiliki kesaktian yakni bisa tegak sendiri.
Lelo/meriam
Ada empat lelo di Kerajaan Gunung Sahilan. Satu diantaranya hilang dan satu lagi meletus beberapa waktu lalu. Lelo ini merupakan alat perlengkapan perang yang digunakan Raja Kerajaan Gunung Sahilan dalam melawan musuh-musuhnya.
Stempel kerajaan
Ada 7 buah stempel kerajaan yang hingga saat ini terjaga dengan baik. Letaknya di dalam istana Gunung Sahilan. Bertuliskan Bahasa Arab kuno. Stempel ini merupakan bukti kekuasaan kerajaan Gunung Sahilan. Penggunaannya tidak dengan tinta melainkan dengan asap lampu togok/pelita.
Pedang
Ada 3 buah pedang di Istana Kerajaan Gunung Sahilan. Pedang ini hanya digunakan oleh panglima atau senjata merupakan senjata sah panglima.
Tepak dan carano
Tepak dan carano ini juga berada di dalam Kerajaan Istana Gunung Sahilan. Tepak digunakan untuk mengundang atau memanggil tamu yang akan menghadiri acara-acara besar di kerajaan. Sedangkan carano digunakan untuk penyambutan para tamu.***
Laporan KUNNI MASROHANTI, Kampar