AGUS SRI DANARDANA DI MATA SENIMAN RIAU

Furqon LW: Danardana Ikut Menggairahkan Senirupa Riau

Seni Budaya | Kamis, 14 Januari 2016 - 01:06 WIB

Furqon LW: Danardana Ikut Menggairahkan Senirupa Riau
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Agus Sri Danardana (kanan) berada di perahu pompong bersama beberapa pegawai Balai Bahasa Provinsi Riau saat menuju Pulau Kijang, Indragiri Hilir, untuk melakukan penyuluhan bahasa di sana, beberapa waktu lalu. (BALAI BAHASA RIAU FOR RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dukungan agar Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Drs Agus Sri Danardana MHum tetap memimpin lembaga tersebut dan tak dipindahkan ke Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), datang dari kalangan kartunis Riau.

Ketua Sindikat Kartunis Riau (Sikari) Furqon LW menilai, meskipun Agus Sri Danardana seorang pejabat dan memimpin lembaga sebesar Balai Bahasa Provinsi Riau, namun dalam berbagai kesempatan tak memperlihatkan dirinya seorang pejabat. Danardana sangat merakyat, mau bergaul dengan semua kalangan seniman tanpa pandang bulu.

Baca Juga :Balai Bahasa Provinsi Riau Ingin Terus Berkolaborasi

Meski Balai Bahasa cenderung mengurus masalah kebahasaan dan kesusasteraan, namun Danardana juga peduli dengan cabang-cabang budaya lainnya, salah satunya kartun, yang selama ini jarang dilirik oleh pejabat pemerintah.

"Suatu kali, Majalah Sikari ulang tahun pertama, dan beliau datang memberi kami suport agar kami terus berkarya," ujar Furqon kepada Riaupos.co, Rabu (13/1/2016).

Furqon merasa terkesan dengan pendekatan yang dilakukan Danardana kepada pekerja seni dan budaya (sastrawan, musisi, teter,  kartunis, pelukis, dll) di Riau. Di hampir setiap kegiatan seni, jika sedang berada di Pekanbaru, Danardana mengupayakan untuk datang dan selalu membaur dengan membuang atributnya sebagai pejabat.

Di bagian lain, Furqon menjelaskan, setelah mereka bercerita tentang dunia seni rupa Riau, Danardana langsung mengapresiasinya dengan memasukkan dalam salah satu program di Balai Bahasa, yakni lomba membuat poster tingkat SLTA se Riau. Itulah untuk pertama kalinya, kata Furqon, Balai Bahasa Provinsi Riau mengadakan lomba senirupa, padahal domain yang menjadi kajian utamanya adalah bahasa dan sastra.

"Menurut saya, itu sebuah perhatian yang luar biasa karena saya tahu Pak Danardana sebenarnya terkesan memaksakan karena memang susah mencari celah senirupa masuk dalam program Balai Bahasa. Tetapi beliau mau mengupayakannya," jelas lelaki yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Harian Riau Pos ini.

Dalam lomba tersebut, tiga perupa yang menjadi juri adalah Furqon, Adi Bagong, dan Dantje S Mouis. Sekali lagi, ini juga untuk pertama kalinya, kata Furqon,  ada perupa yang ikut dan dilibatkan dalam kegiatan Balai Bahasa Provinsi Riau.

Gaya bergaul Danardana yang membaur dengan siapapun itulah pelan-pelan "menyadarkan" banyak orang, termasuk kalangan seniman, bahwa Balai Bahasa Provinsi Riau itu ada dan eksis. Sebab, sebelumnya banyak orang yang tidak tahu tentang eksistensi Balai Bahasa Provinsi Riau tersebut.

"Terus terang, sebelumnya saya tidak tahu kalau di Riau ada Balai Bahasa karena memang sebelum Pak Danardana di sana, sosialisasinya ke masyarakat sangat kurang," jelas Furqon.

Furqon menganggap, meskipun bagi orang lain apa yang dilakukan Danardana itu hal yang biasa, tetapi baginya itu sangat luar biasa dalam ikut membangkitkan iklim kreatif di Riau. Bukan hanya dalam konteks sastra dan bahasa, tetapi juga di cabang-cabang kesenian lainnya.

Furqon berharap, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meninjau ulang SK pemindahan Danardana ke Sumbar.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook