Setelah ikatan jumlah manusia membesar dan diikuti dengan efisiensi waktu dan energi dalam proses produksi makanan, maka negara terbentuk dan kian menjadi berlipat-lipat dalam mesin birokrasi dan manajemen. Di sini negara tidak saja mengatur distribusi makanan, akan tetapi sekaigus bertindak untuk mengatur dan mengurus keamanan atas orang-orang yang bergerak menempuh ruang-ruang dekat apatah lagi gerakan (mobiltas) ke ruang-ruang jauh, karena setiap orang yang melintas ke ruang-ruang asing itu, akan tetap dianggap asing dan aneh (weird) oleh kaum-kaum tertentu, sehingga dia menimbulkan rasa curiga dan ancaman.
Melalui pengalaman
mengatur dan mengurus poduksi dan distribusi makanan itu, maka negara
tidak bisa berbicara tentang impor bahan baku makanan, apakah makanan
itu berasal dari sumber nabati atau hewani. Setiap negara, dengan
pegalaman awal dalam sejarah pembentukan negara, suka atau tidak suka,
tetap harus menempatkan keterjaminan pangan dan ketersediaan pangan
bagi penduduknya, merupakan sebuah keniscayaan yang tak bisa
ditawar-tawar lagi (condition sine qua non). Sebab bangsa yang terjamin
makanannya lah yang bisa membangun peradaban dan kebudayaan yang ranggi
di muka bumi.
Memang, dalam varian lain, bahwa luka dan kelaparan akan melahirkan kreativitas dan rasa cinta atas sesama. Namun, luka dan kesusahan yang diarungi itu pasti dengan maksud menuju kebahagiaan hidup, terutama dalam hal keterjaminan asupan makan dan minum. Asupan gizi dan jaminan vitamin yang cukup yang diperlukan untuk diserap oleh tubuh dan keperluan tumbuh kembang otak dan syaraf.
Peradaban
bangsa yang tinggi dan ranggi, tidak lagi mempermasalahkan ketersediaan
pangan. Bangsa ini sudah sampai pada level bermain (ingat homo ludens);
yang berandai pada tesis manusia sebagai makhluk bermain. Kita saat ini
belum sampai pada level bangsa bermain itu. Kita masih dibelit dengan
persoalan-persoalan dasar. Sejatinya, ihwal keterjaminan pangan, telah
menjadi isu sentral pada setiap kebudayaan, termasuk kebudayaan yang
paling sederhana sekalipun. Komunitas kawanan (band) yang teramat
sederhana, bertahan hidup dengan cara berpindah-pindah mencari tapak
lahan yang tumbuh recup rumput dan dibasahi hujan.