SENGGANG MARHALIM ZAINI

Menjiplak

Seni Budaya | Minggu, 10 Januari 2016 - 01:57 WIB

UNTUK kesekian kalinya, saya kembali menemukan sebuah tulisan dari hasil plagiasi, alias menjiplak. Tulisan itu, berbentuk esai sastra, yang dikirim oleh seseorang ke email khusus untuk pengajuan pemuatan karya puisi di Riau Pos—yang kebetulan saya redakturnya. Saya berani esai itu jiplakan, karena esai yang dijiplak itu kebetulan adalah karya seorang kawan (penyair, akademisi sastra) yang pernah saya baca belum lama ini, dan esainya masih saya simpan.

Kesekian kali, karena sebelumnya saya kerap menemukan tulisan dari hasil menjiplak, baik sebagai redaktur, sebagai juri lomba menulis, maupun sebagai pembaca biasa yang tiba-tiba menemukan sebuah naskah hasil jiplakan. Saya lalu bercuriga, jangan-jangan, ada lebih banyak lagi karya sastra (karya tulis) hasil jiplakan di luar yang saya temukan itu. Dan saya lalu berpikir, apa sebab seseorang begitu gandrung melakukan penjiplakan?


Sepertinya, itu pertanyaan sederhana. Tapi, sungguh tidak gampang menjawabnya. Kalau soal motif penjiplakan, tentu kita bisa saja gampang menjawabnya dengan hal-hal yang pragmatis. Misalnya ia ingin cepat terkenal, ingin cepat dimuat, ingin cepat diterbitkan jadi buku, ingin cepat diwisuda, ingin dipanggil sastrawan, ingin cari uang, ingin dapat penghargaan, ingin menang lomba, dll.

Namun, kalau kita telusuri lebih jauh, ihwal jiplak-menjiplak dalam dunia teks ini, bukanlah kasus baru, dan terus berulang terjadi. Bahkan, hari ini, hemat saya, makin mewabah. Sebab, dunia maya, seolah memberi laluan itu. Banyak orang, tiba-tiba bisa menjadi penulis, dengan banyak buku yang dicetak. Sebagai sastrawan, kita senang sekaligus was-was. Senang, karena rupanya telah banyak regenerasi penulis kita lahir di negeri ini. Was-was, karena bisa-bisa sastrawan yang menulis dengan berdarah-darah, tersalip oleh para penulis “pragmatis” itu. Tersalip, bukan tersebab “kualitas” karya, tapi oleh selera “pasar” yang memang dikehendaki demikian—ibarat sinetron, yang kejar tayang.   










Tuliskan Komentar anda dari account Facebook