PERISA YUSMAR YUSUF

Negara dan Makanan

Seni Budaya | Minggu, 10 Januari 2016 - 00:09 WIB

Negara baru ada, jika ada produksi makanan. Setelah orang tahu memproduksi makanan, mengatur distribudi makanan, barulah negara terbentuk. Negara pertama di muka bumi ini lahir di kitaran wilayah Bulan Sabit Subur sekitar 3400 SM (sebelum kelahiran Al Masiha Isa). Produksi makanan, telah berlangsung 9000 tahun SM. Selama 6000 tahun lebih, setelah produksi makanan, barulah negara terbentuk.  Setelah produksi makanan muai, maka pertumbuhan penduduk pun kian ramai dan muai pula. Untuk mengurus orang dalam jumlah yang muai, jumlah yang tak berhingga,  tidak saling kenal satu sama lain, agar tidak mencuriga dan tidak saling serang, maka diperlukan sebuah organisasi yang mengatur kelompok orang ramai itu, yang kemudian dikenal dengan sebutan negara.


Pengelompokan manusia, sejak dulu kala, mengalami fase kategori, baik dalam penyebutan dan karakter bawaannya. Jika pada tingkat individu, manusia mengkategorikan diri sesuai dengan fase pertumbuhannya; bayi, kemudian jadi balita, kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Ihwal yang sama, juga berlaku pada kumpulan manusia. Ketika jumlahnya masih puluhan dan berpindah-pindah dia dikenal dengan sebutan "kawanan" (band), kemudian berkembang biak dalam jumlah ratusan dan masih bisa diselesaikan segala masalah sosial melalui tatap muka, kumpulan ini disebut sebagai suku (tribe); suku, sudah mulai menetap di kampung-kampung dan dusun (kebun). Kemudian manusia berkembang dalam jumlah ribuan, dan sudah mulai tidak kenal satu sama lain, maka kategori ini disebut sebagai kedatuan (chiefdom).


Lalu, kategori terakhir karena jumlah makhluk manusia sudah mencapai (puluhan) atau ratusan ribu dan juta, maka dia disebut sebagai negara (state). Semua istilah yang disusun oleh Elman Service ini amat mudah diingat. Karena dia terdiri dari  kata-kata tunggal, hanya empat istilah kategori, tidak tujuh kategori. Kemudian istilahnya tidak menggunakan frase-frase panjang. Empat kategori ini merujuk pada ukuran populasi, sentralisasi politik dan stratifikasi sosial.

Pemahaman kita selama ini mengenai capaian peradaban sebenarnya hanya bergerak di antara dua kenyataan yang disebut dengan "aneh" dan "cerah" (weird). Subyek kajian tentang perkembangan manusia, hanya jika dia dapat dideskripsikan dengan singkatan WEIRD (western, educated, industrialized, rich and democratic). Anggapan ini seakan meng-iya-kan atau mengakui bahwa ada seorang lelaki kulit putih yang berdiri di depan gerbang ilmu pengetahuan dan dia (lelaki kulit puitih) itu lah yang memegang kunci gerbang itu. Penjelasan ini bertolak dari WEIRD dengan huruf kapital. Namun, sejatinya masyarakat manusia adalah gambaran weird (aneh) yang sesungguhnya. Setiap himpunan masyarakat manusia, melahirkan keanehannya sendiri-sendiri (weird dengan huruf kecil).

Keanehan (weird) itu adalah dalam moda dan cara mereka mengumpul dan memproduksi makanan. Perkembangan manusia pada tingkat band (kawanan); memproduksi makanan dengan cara berburu dan meramu. Di sini negara belum ada dan tak terbentuk. Kemudian, masuk pada tahap pertanian berpindah (tribe), negara juga belum terbentuk. Lalu, pada tahap kedatuan (chiefdom), masyarakatnya memproduksi makanan melalui jalan kultivasi sederhana dan menyimpan dalam prinsip-prinsip adat kedatuan, di sini negara mulai melembaga, tapi dengan manajemen yang longgar.


Baca Juga : Berharap Hujan








Tuliskan Komentar anda dari account Facebook