DISKUSI BUDAYA

Realisme Seni Rupa

Seni Budaya | Minggu, 06 Maret 2016 - 00:24 WIB

Realisme Seni Rupa

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Teater Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) gelar diskusi bulanan dengan mengangkat tajuk berjudul Realisme Seni Rupa. Diskusi yang menjadi agenda tetap dari mahasiswa-mahasiswi itu kali ini sengaja memperbincangkan sisi realisme dalam seni rupa.

Hadir sebagai pembicara malam itu perupa Riau, Khalil Zurdi dan Herman Thamrin. Diskusi yang digelar di sebuah laman di dalam kawasan purna MTQ itu berlangsung pada Rabu (23/2) lalu dihadiri pula para mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Riau.

Baca Juga :Upaya Mengembangkan Alih Wahana Seni

Menurut salah seorang panitia, Awang mengatakan diskusi kali ini memang sengaja diangkat tema terkait dengan realism dalam seni rupa. Tema itu sendiri tentu saja sangat berguna bagi para pelaku seni terutama bagi kalangan mahasiswa teater. Katanya, teater sebagai salah satu percabangan seni, di dalamnya terdapat unsur-unsur seni lainnya baik musik, tari atau gerak, sastra dan juga seni rupa.

 “Jadi bagi kami, diskusi seperti ini tentu saja menambah wawasan kami terkait dengan aliran dan pemikiran realisme dalam seni yang kemudian dapat pula kami realisasikan dalam seni teater,” ujarnya.

Dalam diskusi yang berlangsung santai dan akrab itu, Khalil memaparkan berbagai halyang terakit dengan pemikiran tentang realisme. Katanya, secara sederahana, realism merupakan salah satu aliran dalam seni yang menjurus kepada pemahaman dasar atau kajian sesuatu sebelum bentuk pemahaman tersebut dikembangkan sesuai dengan capaian yang akan dituju.

“Hal inilah yang membawa kita kepada sebuah pemahaman bahwa kesenian itu tidak terlepas dari tangung jawab kehidupan,” ujarnya.

Dengan demikian, realisme kepada seni merupakan produk yang diciptakan dan dipertanggung jawabkan oleh manuisa pelaku seni. Pandangan seni dalam seni itu sendiri adalah kondisi riil atau seharusnya yang kemudian di luaskan secara pemikiran terhadap karya seni. Dijelaskan Khalil juga  konteks pemahaman realisme timbul dalam bidang seni bermula sejak tahun 1950 yang diakui pertama kali oleh seniman dari kelompok LEKRA. Dimana karya sastra yang dipaparkan adalah keadaan yang terjadi secara benar pada saat itu. Tujuan adalah untuk mengemukakan keadaan riil pada saat itu dapat diperhatikan kemudian ditinjau serta ditindaklanjuti sebagai bentuk kepedulian terhadap orang atau masyarakat banyak.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook