“Cerita yang dipegelarkan ini memang dari Mendu asli. Para aktor yang memiliki kemampuan akting, mengembangkan dengan aksi-aksi komedi. Teater MATAN memang selalu menjadikan teater tradisi sebagai objek observasi dalam setiap pementasan. Artinya, kami belajar dulu pakem-pakem dari teater tradisi tersebut, “ ujarnya.
Sementara itu, pimpinan sanggar Teater Matan, Hang Kafrawi juga mengatakan hal serupa bahwa sanggar Matan menyambut baik tawaran yang diberikan. Karena hari ini, teater sudah sepatutnya turun mengunjungi dan mendatangi masayarakat. Seni pertunjukan hari ini, tidak lagi hanya difokuskan di gedung-gedung pertunjukan saja tetapi bagaimana seni pertunjukan bisa dipentaskan di keramaian-keramaian.
“Kita hari ini berpikir demikian, oleh karenya kita menyambut baik permintaan dari pihak penyelenggara untuk ikut bersma-sama memeriahkan dan menghibur masyarakat di Ujung Batu dan Dayun,” ujarnya.
Terkait dengan Mendu, disebutkan Hang Kafrawi teater Matan memang sedang menggalakan pementasan teater tradisi tersebut. Karena dari balajar tradisi sekaligus mempraktekknya ada banyak yang kemudian ditemui untuk menambah referensi dalam berkarya terutama seni teater.