PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera III optimalkan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi yang di singkat P3-TGAI. Hal ini disampaikan PPK OP 2 SDA Sumatera III Elioza, ST.
Menurutnya, program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi yang di singkat P3-TGAI adalah Program yang di canangkan oleh Pemerintah dan di laksanakan secara padat karya. Hal ini diwujukan melalui pemberdayaan masyarakat petani dalam rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi secara partisipatif, terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja pengelolaan jaringan irigasi.
Sementara untuk proses pemberdayaan di mulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, dan pengelolaan jaringan irigasi dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai pelaksana kegiatan (dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat). Dalam mengoptimalkannya dilakukan secara kolaborasi antara pemangku kepentingan dan perlu didampingi dari segi teknis oleh Tim Pendamping Masyarakat (TPM) desa yang telah diberikan pelatihan sebelumnya.
“Selain itu Pelaksanaan P3-TGAI tetap memperhatikan protokol physical dan social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19,” paparnya.
Program P3-TGAI merupakan salah satu program padat karya tunai yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya beli masyarakat desa. Pada tahun 2020 yang lalu Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera III melaksanakan P3-TGAI sebanyak 118 Lokasi yang tersebar di Kabupaten seProvinsi Riau. Untuk tahun 2021 ini akan di laksanakan P3-TGAI sebanyak 222 lokasi yang tersebar di Provinsi Riau.
Kegiatan P3-TGAI ini menggunakan metode swakelola yang dikerjakan sendiri sesuai dengan Pakta Integritas dan Perjanjian Kerjasama oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A), Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) yang dipilih melalui Musyawarah Desa. P3-TGAI ini juga menjadi program pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dengan tujuan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat desa dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan petani dan berdasarkan prinsip-prinsip kemandirian.
Pekerjaan yang dihasilkan bukan dari satu orang tetapi melalui suatu musyawarah desa selanjutnya dikerjakan oleh masyarakat desa. Dengan demikian akan timbul rasa memiliki dari saluran irigasi tersebut karena dikerjakan oleh para petani sendiri.
Diharapkan bangunan yang sudah ada dapat dipelihara dengan baik, demikian juga dalam operasionalnya, dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada sehingga bisa meningkatkan kinerja layanan irigasi.
Adapun jenis Konstruksi yang dibangun merupakan Jaringan irigasi tersier berupa saluran beton yang dikoneksikan dengan saluran sekunder yang sudah ada. Pelaksanaan kosntruksi di lapangan mengacu kepada Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR Pusat. “Diharapkan melalui kegiatan P3-TGAI ini dapat meningkatkan meningkatkan produktivitas padi Nasional sehingga Provinsi Riau kedepannya bisa menjadi lumbung padi nasional guna mendukung Program Nawa Cita Presiden dibidang ketahanan pangan,” imbuhnya lagi.(rls/rio)