Karena dana swakelola tak bisa diperuntukkan buat kondisi darurat tersebut, Syaiful Ardi sebagai anggota DPRD mengaku akan menyampaikan masalah ini dan kerisauan ratusan KK warga kepada Plt Kadis PUPR Bengkalis, Tajul Mudarris atau langsung ke Bupati Bengkalis Amril Mukminin.
“Kalau berjumpa dengan Kadis PU atau Pak Bupati, masalah ini akan saya sampaikan. Masalahnya, kalau dinding kanal ambruk semua, maka aliran air akan tersendat. Akibatnya ratusan rumah warga akan disapu banjir di musim hujan. Jadi ini bersifat sangat mendesak,” katanya.
Upaya untuk mengatasi pendangkalan kanal karena bongkahan dinding yang ambruk, menurut Wakil Ketua RT setempat, As Ari sudah dilakukan secara gotong royong pada Ahad (27/8) lalu. “Kami sudah coba bergotong royong. Itu buktinya. Beberapa bongkahan coran beton sudah kami angkat keluar dan ditumpuk di bibir kanal. Karena satu warga pingsan karena kelelahan dan satu rekannya terluka maka pekerjaan itu terpaksa kami hentikan. Harapan kami, ini segera mendapat perhatian serius dari pemerintah,” ujar As Ari.
Emi, pemilik usaha cucian mobil di samping bibir kanal yang ambruk tersebut juga mengaku was-was. Pasalnya, kalau badan jalan semenisasi di pinggir kanal itu semakin tergerus air maka pondasi bangunan rumahnya bakal terancam. “Kalau hujan turun deras seperti pada hari Ahad baru lalu, arus airnya terdengar deras macam di sungai. Kami sangat mengharapkan perhatian pemerintah,” katanya.(ksm)