PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - SEIRING dengan terus turunnya angka penambahan pasien positif Covid-19 di Riau, Dinas Pendidikan Provinsi Riau menyiapkan rencana penambahan jam belajar pada pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Zul Ikram mengatakan, sampai saat ini pelaksanaan proses belajar mengajar tatap muka terbatas masih dua kali seminggu dengan waktu belajar 2-4 jam sehari. Dengan menurunnya kasus positif Covid-19 di Riau, pihaknya akan menambah jam belajar dalam sehari.
"Untuk penambahan waktu PTM terbatas, saat ini kami masih mengkaji. Kami akan berkoordinasi dengan gubernur untuk penambahan durasi dalam sehari. Termasuk jumlah hari dalam seminggu, akan kami laporkan ke Gubernur, Satgas Covid-19 dan tim ahli epidemologi," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Zul Ikram, sejauh ini pelaksanaan belajar tatap muka terbatas berjalan lancar dan aman. Dan sampai saat ini belum ada laporan pelajar yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejak dilaksanakan PTM terbatas. Sekolah juga diwajibkan melakukan protokol kesehatan.
"Semua siswa tetap memakai masker, dan sekolah menyediakan tempat cuci tangan, proses belajar di kelas siswa dibatasi dan berjarak," ujarnya.
Namun demikian, untuk kebijakan PTM terbatas tetap diserahkan kepada kepala daerah masing-masing bersama Satgas Covid-19 setempat. Pasalnya yang mengetahui kondisi daerahnya adalah kepala daerah setempat.
"Tentunya sebelum menambah waktu PTM terbatas, harus dikoordinasikan dulu dengan kepala daerah dan Satgas Covid-19-nya," sebutnya.
Untuk diketahui, seiring dengan terus menurunnya angka penyebaran Covid-19 di Riau. Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas untuk tingkat SMA sederajat di Riau dimulai, Rabu (8/9) lalu. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, untuk update Covid-19 di Riau, per Selasa (26/10) bertambah 20 orang, sehingga total pasien Covid-19 sebanyak 128.033 orang. Pasien sembuh bertambah 22 sehingga total 123.762 pasien sudah sembuh. Sementara kasus kematian harian akibat Covid-19 nihil.
"Total pasien yang meninggal dunia sebanyak 4.102 orang," paparnya.
Anggaran Pengadaan Vaksin Covid-19 Capai Rp21,1 Triliun
Dalam penanganan pandemi Covid-19 secara jangka panjang, pemerintah akan memberikan vaksin booster. Rencananya vaksin ini akan diberikan tahun depan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin (26/10) mengatakan bahwa Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) tengah meneliti kombinasi vaksin Covid-19. Akhir tahun ini diharapkan akan selesai. Sehingga, tahun depan bisa mengetahui vaksin apa yang sesuai digunakan untuk booster.
Sejauh ini vaksinasi Covid-19 program pemerintah menggunakan Sinovac, Pfizer, dan AstraZeneca. Sementara vaksin Moderna digunakan untuk booster tenaga kesehatan. ITAGI diberi tugas untuk melihat vaksin apakah yang paling aman untuk pemberian booster.
Misalnya dosis pertama kedua menggunakan Sinovac, maka antara Pfizer dan AstraZeneca lebih aman mana untuk digunakan dalam dosis ketiga. "Begitu juga yang digunakan untuk AstraZeneca pada dosis pertama kedua, apakah dosis ketiganya harus pakai AstraZeneca atau bisa Pfizer atau Sinovac," tutur Budi.