BANGKIT DARI KETERPURUKAN PARIWISATA IMBAS COVID-19

Menunggu Bunga Matahari Kembali Mekar di Okura

Feature | Minggu, 25 Juni 2023 - 10:40 WIB

Menunggu Bunga Matahari Kembali Mekar di Okura
Pengelola Taman Bunga Impian Okura Musnidianto atau Muslim (tengah) bersama Asisten Manajer Administrasi Okky Kusuma Nugraha (dua kiri), Junaidi Ade Saputra(dua kanan) dan para tim humas dan CSR PLTU Tenayan, beberapa waktu lalu. (HUMAS DAN CSR PLTU TENAYAN)

Taman Bunga Impian Okura sempat viral dan mendapatkan perhatian luas sejak 2017. Ribuan wisatawan bisa menyemut, bak kumbang mendatangi bunga ke tempat ini. Tapi sejak Covid-19 melanda, bunga-bunga di tempat ini pun tak lagi bermekaran. Pengelola dengan tertatih berusaha bangkit dari keterpurukan. Netizen pun menunggu bunga matahari itu kembali mekar di Okura.

Laporan MUHAMMAD AMIN, Pekanbaru


PETANG segera menjelang. Puluhan merpati yang jinak jenaka terus beterbangan di antara sarang. Sepasang suami istri datang membawa segantang sayang. Mereka menaburkan makanan ke arah merpati yang langsung menyerbu dengan riang.

“Mereka datang ke mari hampir tiap petang,” ujar pengelola Taman Bunga Impian Okura, Muslim, Kamis (22/6).

Sepasang suami istri itu merupakan pelanggan tetap Taman Bunga Impian Okura. Saking seringnya datang, mereka tak lagi dipungut biaya masuk sebesar Rp5 ribu atau gazebo Rp20 ribu. Mereka terbiasa datang hanya untuk memberikan makanan untuk merpati-merpati di tempat wisata ini. Sejak siang hingga petang jelang magrib, memang tidak ada pengunjung lainnya. Menurut Muslim, pada akhir pekan, biasanya cukup banyak pengunjung. Kadang hanya sekadar memancing di Sungai Siak yang disiapkan juga spot khususnya di sini.

“Kalau hari biasa memang jarang. Tapi akhir pekan bisa cukup banyak,” ujar Muslim.

Diakuinya, kondisi pariwisata di tempat ini sedang anjlok. Ada masalah internal, ada juga karena imbas Covid-19. Sejak saat itu, bunga-bunga matahari yang jadi ikon tempat ini tak lagi bermekaran. Bahkan tak sempat ditanam ulang. Taman bunga ini memang kosong melompong kala itu. Tak ada sekuntum bunga pun yang mekar. Bahkan ditanam pun baru saja. Makanya pengunjung tidak kunjung datang apalagi banyak seperti dulu.

Tapi tetap ada pengunjung walaupun jumlahnya tak signifikan. Biasanya di akhir pekan. Pengelola pun pelan-pelan mengalihkan objek wisata ini dari taman bunga menjadi bumi perkemahan hingga rest area.

Okura memang sudah menjadi tempat terbuka dengan adanya akses jalan provinsi yang dibuka Gubernur Riau pada 2022 lalu. Okura sudah tembus ke jembatan Perawang sehingga bisa menjadi jalur alternatif yang cepat menuju Siak, Gasib, Buton hingga Bengkalis.

“Jadi banyak yang menjadikan tempat kami sebagai rest area juga. Misalnya sopir yang ngampas, yang membawa mobil box,” ujar Muslim.

Selain itu, tempat ini juga dijadikan area kemping. Pernah juga area seluas 3,5 hektare ini dijadikan sarana kemping bagi 200 orang sekaligus dalam sebuah acara. Areanya cukup untuk itu. Peserta kemping dipungut Rp15 ribu per orang jika di bawah 15 orang. Jika di atas 15 orang, hanya Rp10 ribu per orang.

Hanya saja, sudah lama bunga tak bermekaran di tempat wisata yang berlogo taman bunga ini. Padahal, akibat tersohornya tempat ini, pengunjung pernah datang dari Thailand, Malaysia, Belanda, Swedia, Inggris, Prancis, dan beberapa negara lainnya. Penyebabnya, taman bunga ini berkali-kali viral di media sosial dan menjadi tempat swafoto yang menarik, terutama bagi milenial. Dalam sehari, tempat ini pernah dipenuhi 2 ribu orang.

Bunga-bunga yang bermekaran di tempat ini misalnya bunga matahari, bunga kancing, bunga laba-laba, celosia pagoda, kenikir, jeger ayam, dan lainnya. Kini, bunga-bunga itu nyaris tinggal kenangan. Permasalahan internal dan Covid-19 jadi penyebab.

“Lama tutup membuat kami sulit bangkit,” ujarnya.

Sebelum Covid-19, terdapat lima objek wisata di Okura. Yakni Wisata Dakwah Okura, Kampung Wisata Okura (wisata kampung tua), Bedeo Kayangan (pengobatan alternatif masyarakat Okura), Wisata Mangrove Okura dan Taman Impian Bunga Okura. Dari kelima objek ini, tiga di antaranya tidak jalan lagi. Satu, yakni Wisata Dakwah Okura yang merupakan wisata berkuda, pindah ke Limbungan. Sedangkan Taman Impian Bunga Okura yang dikelola Muslim, belum bangkit juga.

“Tentunya kami berbeda dengan mereka yang profesional dan punya modal besar Bang,” ujar Muslim sambil menyebutkan beberapa tempat wisata besar di kawasan Rumbai yang dikelola investor.

Taman Impian Bunga Okura dikelola kelompok sadar wisata (pokdarwis). Kadang rekan-rekan mereka bisa sadar wisata, kadang tidak. Makanya mengelolanya menjadi relatif sulit. Bunga pun tak ditanam ulang, apalagi bisa mekar. Bahkan sempat terbiar lama.

“Sekarang kami berusaha membenahi. Pokdarwis sudah disatukan dan kita bisa jalan. Mudah-mudahan Bang,” ujar Muslim.

Dia juga bersyukur kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang membantu semua permintaan dan fasilitas di tempat ini. Semua fasilitas di tempat ini, mulai dari gazebo, area swafoto, toilet, panggung, dermaga pancing dibangun oleh PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) yang kini beralih nama menjadi PT PLN Nusantara Power. Bahkan tanpa proposal, pengelola ini sering meminta bantuan apa saja dari anak perusahaan PLN ini. Semuanya dikabulkan.

“Kami jadi sungkan juga. Semuanya dipenuhi tapi kami belum maksimal,” ujar Muslim.

Makanya dia bertekad akan benar-benar bangkit. Dia berjanji akan kembali membuat bunga-bunga bermekaran kembali di taman ini. Saat ini, pengelola sedang menanam ulang beberapa varietas bunga, di antaranya bunga matahari, bunga kancing, bunga laba-laba, dan celosia pagoda. Dua pengelola, anak buah Muslim, tampak sedang mempersiapkan bibit di bedeng-bedeng. Sementara beberapa bibit bunga matahari sudah ditanam. Muslim juga mulai menata taman bunga menjadi tiga bagian. Saat satu bagian mekar, bagian kedua dan ketiga sudah disiapkan. Jadi diharapkan bunga-bunga ini bisa bermekaran sepanjang tahun.

“Kami berharap dua bulan lagi sudah mekar. Dan ini akan berlangsung terus karena kami siapkan juga berkesinambungan,” harap Muslim.

Taman Impian Bunga Okura merupakan binaan CSR PT Nusantara Power Unit Pembangkit Tenayan. Lokasinya secara geografis tak jauh dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan. Dari taman ini, cerobong PLTU tampak berdiri kokoh di kejauhan. Keduanya dipisahkan Sungai Siak yang di lokasi itu cukup lebar. Tapi ada dua kelokan sungai lagi antara PLTU Tenayan dan taman Okura ini. Dengan demikian, jaraknya cukup jauh. Jaraknya bisa semakin dekat jika rencana pembangunan Jembatan Siak V yang merupakan ring road timur Pekanbaru tembus ke jalan menuju tol Pekanbaru-Dumai terwujud.

Asisten Manajer Administrasi PLN NP UP Tenayan, Okky Kusuma Nugraha mengatakan, pihaknya mendukung pengelola Taman Impian Bunga Okura karena merupakan bagian dari CSR (corporate social responsibility) perusahaan. Pembinaan masyarakat sekitar, baik dari segi SDM, infrastruktur, juga lingkungan menjadi konsen perusahaan. Pada taman bunga ini, pihaknya bahkan mengajak pengelola untuk studi banding ke Batu, Malang dan bisa mempelajari konsep pariwisata taman bunga di sana yang sudah maju.

“Kami ingin masyarakat sekitar juga ikut terangkat perekonomiannya, termasuk dalam hal pengelolaan pariwisata secara profesional. Kami yakin mereka bisa dan kami terus mendukung apa yang kami bisa,” ujar Okky Kusuma Nugraha.***

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook