JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah menyelidiki beberapa varian Corona terbaru. Salah satunya varian Covid-19 EG 5 atau Eris.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (10/9), WHO mengatakan varian Covid-19 EG atau Eris tidak menimbulkan ancaman. Namun, lonjakan kasus termasuk adanya varian baru yang lebih berbahaya tetap harus diantisipasi. Terlebih varian EG 5 sudah tersebar di Amerika Serikat, Eropa hingga Jepang, Cina, dan Korea Selatan.
"WHO tengah melacak beberapa varian Covid 19 termasuk EG 5 yang akan kami publikasikan evaluasi resikonya. Resiko tetap ada varian lebih berbahaya yang baru muncul dan dapat memicu peningkatan kasus kematian secara tiba-tiba," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom.
Varian EG 5 menyebar cepat di Amerika Serikat dengan perkiraan lebih dari 17 persen dari kasus yang ada. "Secara kolektif, bukti yang tersedia tidak menunjukkan bahwa EG 5 memiliki resiko kesehatan bagi masyarakat dibandingkan dengan garis keturunan Omicron lainnya yang saat ini telah beredar," kata WHO dalam forum evaluasi resiko terbaru Covid.
Sementara itu, Pimpinan teknis WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan varian EG 5 memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Tetapi itu tidak lebih parah daripada varian Omicron lainnya
"Kami tidak mendeteksi perubahan keparahan EG 5 dibandingkan dengan sublineage Omicron lainnya yang telah beredar sejak akhir 2021," katanya dikutip dari Fortune.com.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi