MINTA BANTUAN HELIKOPTER SEGERA DIKIRIM

36 Titik Panas Muncul di Riau

Riau | Kamis, 27 April 2023 - 11:10 WIB

36 Titik Panas Muncul di Riau
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Riau Brigjen Pol Kasihan Rahmadi SH MH memimpin langsung upaya pemadaman dan pendinginan kebakaran hutan dan lahan di Jalan Parit Purba RT 009 Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, Selasa (25/4/2023). (BIDANG HUMAS POLDA RIAU UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru kembali mengeluarkan informasi terkait titik panas yang terjadi di Pulau Sumatera, Rabu (26/4). Berdasarkan data BMKG, Riau menjadi penyumbang terbesar titik panas di Pulau Sumatera dengan 36 titik yang tersebar di lima daerah.

Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru Ahmad Agus W mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki BMKG sejak pagi kemarin, total titik panas di Sumatera mencapai 19 titik yang tersebar di Provinsi Aceh dua titik, Jambi satu titik, Sumatera Selatan tiga titik, Bangka Belitung 10 titik, dan Riau tiga titik yaitu di Kabupaten Bengkalis dua titik, dan Kabupaten Pelalawan  satu titik.


Namun para pukul 16.00 WIB, terjadi lonjakan titik panas dengan total hotspot di Pulau Sumatera sebanyak 75 titik yang tersebar di Bengkulu dua titik, Jambi tujuh titik, Sumatera Selatan 25 titik, Sumatera Utara dua  titik, Bangka Belitung tiga titik, dan di Riau 36 titik. Titik panas di Riau berada di Kabupaten Bengkalis (19 titik), Kabupaten Kampar (dua titik), Kabupaten Kuantan Singingi (dua titik), Kabupaten Rokan Hulu (empat titik), dan Kota Dumai (sembilan titik).

Sedangkan untuk visibility (keadaan dapat dilihat dan diamati) di Kota  Pekanbaru     berkisar 7 kilomater (km) yang disertai hujan ringan, Rengat     7 km yang juga disertai hujan ringan, lalu Dumai 9 km, Pelalawan 8 km, dan Tambang 10 km.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meninjau langsung lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kelurahan Pelintung Kota Dumai, Rabu (26/4). Bahkan, Gubri sempat ikut langsung melakukan pemadaman di lokasi karhutla yang merupakan lahan gambut tersebut.


Sebelum melakukan pemadaman, Gubri Syamsuar bersama para petugas di lapangan melakukan Salat Istisqa. Di lokasi yang ditinjau Gubri, asap akibat karhutla masih terlihat dari dasar lahan gambut. “Kami melakukan peninjauan lokasi kebakaran hutan di Dumai dan Bengkalis. Kami terus melakukan pemadaman. Ini juga sebagai upaya agar tidak meluas,” kata Gubri Syamsuar.

Setelah melihat situasi di lapangan, Syamsuar akan melaporkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat agar bisa membantu halikopter water bombing untuk pemadaman karhutla. Pasalnya, saat ini Riau baru dibantu garam untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC).

“Kami akan berangkat ke Jakarta untuk melaporkan kepada BNPB. Paling utama saat ini kita memerlukan helikopter. Helikopter yang membantu kita dari pihak swasta sekarang ini kapasitasnya sedikit, sedangkan kalau dari BNPB kapsitasnya besar,” ujarnya.

Gubri berharap agar BNPB pusat bisa secepatnya membantu agar karhutla yang terjadi secepatnya dapat dipadamkan. Berdasarkan laporan dari Danlanud Rsn, helikopter water bombing yang merupakan bantuan dari BNPB pusat itu akan dikirim pada 8 Mei depan. “Kelamaan. Makanya saya harus menghadap Kepala BNPB pusat supaya cepat mendapatkan bantuan,” ujarnya.

Belajar dari tahun 2019, karhutla yang luas terjadi di Provinsi Riau disebabkan karena lama bersikap. Untuk itu, ia tidak ingin terjadi hal yang sama.

“Kita harapkan bantuan-bantuan dari BNPB dan kementerian, termasuk dari panglima TNI bisa lebih cepat. Supaya jika terjadi sesuatu atau sebelum terjadi kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya,” tuturnya.

Ia berharap segala keperluan untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di Riau dapat ditanggapi dalam waktu yang tidak begitu lama. “Biasanya kalau sudah kita laporkan, dari pusat akan turun ke sini dan sekaligus membantu kita agar bisa mengendalikan karhutla dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Gubri juga mengingatkan bahwa saat ini memasuki musim kemarau kering yang mana sebelumnya musim kemarau basah. Untuk itu ia mengingatkan masyarakat agar tidak membakar. “Yang membakar tentunya akan berhadapan dengan pihak kepolisian,” tegasnya.

Bagikan Masker
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Raffles B Panjaitan mengatakan pihaknya terus berkoordinasi bersama Tim Satgas Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kota Dumai dan Provinsi Riau untuk terus berupaya memadamkan api.

‘’Saat ini tim dari Manggala Agni sebanyak 51 personel dan KPI sebanyak 30 orang sudah berkoordinasi bersama ratusan personel tim gabungan pemadaman kebakaran dari TNI, Polri, BPBD, MPA dan pihak perusahaan. Tim bekerja sama memadamkan api di lokasi karhutla di perbatasan Dumai dan Bengkalis ini,’’ kata Raffles.

Hingga saat ini karhutla di Kota Dumai sudah berlangsung selama delapan hari. Memang ada beberapa hambatan yang dihadapi. “Untuk penyebab kebakaran ini pasti ada oknum yang melakukan dan itu perlu dicari. Polisi sudah bekerja dan Dirjen Gakum KLHK juga sudah turun untuk mencari pelakunya,’’ ujarnya.

‘’Nanti penelitian titik awal api akan ada saksi-saksi ahli. Nanti bisa dilihat di mana titik awal api muncul. Itu akan ketahun. Kalau memang sebab api muncul dari petir seperti apa ciri dirinya? Tapi itu mustahil dan biasanya 99 persen kebakaran itu dari manusia,” jelasnya.

Diterangkan Raffles, di Indonesia ini yang namanya kebakaran diakibatkan petir itu tidak ada, apalagi saat ini daerah Dumai banyak air. Jadi petir tidak bisa jadi penyebab kebakaran. ‘’Kecuali daerah seperti di Australia yang beriklim tropis, itu baru bisa,’’ tegasnya.

Sementara itu Wali Kota Dumai, H Paisal sudah memerintahkan Dinas Kesehatan dan BPBD Dumai untuk membagikan masker di daerah yang terdampak untuk mengurangi efek karhutla pada masyarakat.

“Saya sudah meminta Dinas Kesehatan dan BPBD untuk membagikan dan menyalurkan masker di daerah yang asapnya tebal akibat kebakaran hutan dan lahan. Bagikan masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Arifin Ahmad, tempat lokasi kebakaran guna mengurangi efek kebakaran kepada masyarakat,” kata Paisal.

Wako juga mengimbau agar masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan terutama di daerah daerah terdampak karhutla. “Saat ini Dumai masuk dalam daerah dengan iklim panas dan kering akibat dampak perubahan cuaca. Jadi kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan karena sangat rawan api akan meluas dan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” imbau Paisal.

Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
Sementara itu, BMKG mempredikasi cuaca di Provinsi Riau sejak pagi hingga sore hari cerah berawan. Namun pada malam hari cuaca diprediksi cerah berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi ini terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru.
Sedangkan dini hari cuaca diprediksi cerah berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi Riau. Suhu udara berkisar 22.0–34.0, dengan kelembaban udara berkisar 55 persen– 98 persen, arah angin dari timur laut-timur/10–36 km/jam, prakiraan tinggi gelombang di perairan Provinsi Riau berkisar antara 0.01 – 0.50 m (tenang).

“Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di wilayah Kabupaten Kampar, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru pada malam hingga dini hari,” tegasnya.(ayi/sol/MX12)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook