Riau Mulai Masuki Musim Pancaroba, Enam Daerah Rawan Bencana

Riau | Senin, 27 Maret 2023 - 11:24 WIB

Riau Mulai Masuki Musim Pancaroba, Enam Daerah Rawan Bencana
Salah seorang warga Pekanbaru memperlihatkan butiran hujan es yang terjadi pada Sabtu (25/3/2023). (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu di Riau saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau melakukan pemetaan lokasi rawan bencana longsor dan banjir yang ada di Bumi Lancang Kuning. Enam daerah masuk dalam daftar. Yakni Kabupaten Pelalawan, Kuantan Singingi, Kampar, Rokan Hulu, dan Indragiri Hulu.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Riau M Edy Afrizal mengatakan, selain sebagai upaya antisipasi, pemetaan daerah rawan tersebut juga sebagai informasi agar masyarakat dapat berhati-hati. "Kami sudah melakukan pemetaan daerah rawan bencana banjir dan longsor agar masyarakat dapat waspada," katanya, Ahad (26/3).


Dijelaskan Edy, secara umum, daerah rawan banjir dan longsor masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, daerah rawan longsor itu di daerah perbatasan Riau dengan Sumatera Barat seperti wilayah XIII Koto Kampar dan Lubuk Jambi di Kuantan Singingi.

"Namun daerah rawan longsor juga ada di Kabupaten Indragiri Hulu di ruas jalan lintas Rengat-Tembilahan, tapi di sana bukan longsor dari bukit. Tapi longsor akibat abrasi sungai," ujarnya.

Sedangkan daerah rawan banjir, terdapat di Kabupaten Pelalawan, Kuantan Singingi, Kampar, dan Rokan Hulu, terutama daerah yang berada di aliran sungai-sungai besar di Riau. "Kalau banjir pasang besar air laut (rob) itu biasanya di daerah pesisir," sebutnya.

Untuk saat ini, pihaknya mendapat laporan terjadi banjir di Kabupaten Rokan Hulu. Banjir tersebut merupakan kiriman dari provinsi tetangga, karena saat ini curah hujan juga tinggi di sana. "Itu banjir kiriman, namun biasanya tidak lama. Kami juga sedang berkoordinasi untuk mengirimkan bantuan logistik," katanya.

Selain di Rokan Hulu, sebelumnya juga sempat terjadi banjir di Kabupaten Kuantan Singingi dan juga Indragiri Hulu. Namun banjir di lokasi tersebut juga sudah surut. "Untuk bencana banjir di Riau hingga saat ini masih bisa diatasi oleh pemerintah setempat. Banjirnya juga tidak berlangsung lama," ujarnya.

Selain banjir, pihaknya saat ini juga masih melakukan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di daerah pesisir seperti di Kabupaten Bengkalis. Pasalnya di lokasi ini curah hujan mulai berkurang. "Berbeda dengan daerah daratan, di wilayah pesisir Riau curah hujan sudah berkurang sehingga terjadi karhutla seperti di Bengkalis," ujarnya.

Untuk membantu memadamkan karhutla yang terjadi di Kabupaten Bengkalis, BPBD Riau akan mengirimkan tim dan peralatan penanganan karhutla. Pasalnya, hingga saat ini masih terjadi karhutla di kabupaten tersebut.  ‘’Kami akan segera kirim tim dan peralatan ke Bengkalis untuk membantu pemadaman Karhutla di sana," kata Edy Afrizal.

Sementara itu, untuk bantuan berupa helikopter water boombing, hingga saat ini BPBD Riau masih menunggu dari pemerintah pusat melalui BNPB dan KLHK. "Bantuan helikopter masih diproses, kami harapkan akhir bulan ini sudah bisa dikirim ke Riau, termasuk pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca," harapnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyebutkan, sejumlah wilayah di Indonesia mulai memasuki pancaroba atau peralihan musim hujan ke musim kemarau pada Maret, April, Mei 2023 mendatang.

Hal ini tak terkecuali juga akan terjadi di Provinsi Riau. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Ramlan SSi MSi menjelaskan BMKG kerap mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di Provinsi Riau.

Apalagi saat ini di Provinsi Riau pada umumnya masuk musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan. Terdapat beberapa ciri khas yang dapat dilihat oleh masyarakat terkait peralihan cuaca ini. Bahkan salah satu potensi cuaca ekstrem yang terjadi baru-baru ini di Kota Pekanbaru adalah fenomena hujan es hingga angin puting beliung.

"Ciri dari musim pancaroba adanya kejadian cuaca ekstrem seperti kemarin hujan es di Kota Pekanbaru. Fenomena hujan kemarin karena adanya pertemuan angin (konvergensi) dan masifnya pemanasan di permukaan yang mengakibatkan penguapan yang cukup inten sehingga terbentuk awan konvekti," katanya, Ahad (26/3).

Selain itu, hujan es dapat terjadi apabila awan yang tumbuh tidak mampu lagi menampung penguapan yang terjadi terus menerus dari permukaan ke atamosfer. Di samping itu suhu di dalam awan terlalu dingin sehingga saat air hujan yang jatuh masih berupa butiran-butiran es.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang terjadi di wilayah Kota Pekanbaru sejak Ahad sore. Sehingga menimbulkan banyak pohon tumbang yang mengakibatkan akses jalan tertutup dan hujan es. Terpantau pohon tumbang terjadi di beberapa kawasan seperti Jalan Pahlawan Kerja dan Panam. Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer tanggal 25 Maret 2023 lalu terpantau adanya daerah pertemuan angin di wilayah Provinsi Riau yang mengakibatkan adanya penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan konvektif di wilayah Kota Pekanbaru.

Pemanasan yang cukup tinggi dimulai dari pagi hingga siang dan sore hari sehingga mendukung proses pembentukan awan menjadi masif dengan kecepatan angin berkisar 18.0 m/s (64.8 km/jam). Meskipun begitu, potensi kejadian serupa bisa saja terjadi kembali disejumlah daerah di Provinsi Riau termasuk Kota Pekanbaru, namun pihaknya tidak bisa memastikan kapan dan didaerah mana terjadinya.

Tetapi masyarakat dapat melihat potensi terjadinya hujan es jika terdapat gejala atau tanda-tanda seperti terjadi awan yang sangat tebal dan hitam pekat serta sebelumnya terjadi pemanasan yang sangat intens didaerah tersebut.

"Kejadian seperti ini skala waktunya tidak lama, untuk tempat dan waktunya belum dapat di pastikan, namun kami berharap masyarakat harap selalu waspada terhadap cuaca ekstrem ini, mengingat Riau dalam masim pancaroba," katanya.

Ia pun juga mengimbau masyarakat untuk selalu meng-update informasi cuaca melalui web resmi BMKG agar dapat mengantisipasi terjadi cuaca ekstrem. "Kami meminta agar masyarakat dapat selalu meng-update berita cuaca melalui media sosial kami agar dapat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di wilayahnya," tuturnya.(sol/ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook