Ia tidak menyangkal sebelumnya keberadaan bangunan lama sejak penjahan Belanda 1924 silam. Al-Falah berdiri diprakarsai oleh seorang pedagang dan saudagar asal tanah Bugis, bernama H Daeng Yusuf (Alm). Sama seperti sekarang, ketika itu Selatpanjang menjadi tempat persinggahan oleh pedang dari berbagai daerah. Terutama pedangang muslim dari tanah Bugis dan Melayu Melaka.
Para pedangang muslim memang tidak menemukan tempat layak untuk beribadah secara berjamaah. Timbullah niat H Daeng Yusuf seorang pedagang, alim, kaya dan dermawan untuk mendirikan masjid Al-Falah dengan dibantu oleh para pedangang muslim lainnya. Termasuk membangun Pagar, disumbangkan oleh dr Ma’maun (Alm).
“Dan kabar yang sama terima dari H Syuib Manaf sebelum ia meninggal dunia, dalam membangun Masjid Al-Falah itu H Daeng Yusuf mendapat restu dari Kerajaan Siak dan didonasi oleh beberapa saudagar muslim. Pasalnya Selatpanjang ketika itu di bawah wewenang Kerajaan Siak,” ujarnya.
Bagunan pertama Al-Falah hanya berukuran lebih kurang 64 meter persegi dari bahan batu merah dan pasir serta semen. Sementara bentuk bangunan semirip mungkin dengan masjid yang ada di bawah kerajaan Siak. Namun setiap tulang beton hanya menggunakan rel kereta api.
Karena termasuk wilayah Distrik, maka oleh Sultan Siak memberi kepercayaan kepada H Muhammad Yunus Ahmad (Alm) untuk menjadi imam pertama. Ia warga tempatan dan secera kebetulan juga seorang alim ulama asal daerah setempat.
“Kalau tidak silap, Sultan Siak sempat mengeluarkan SK kepada Imam Alm H Muhammad Yunus Ahmad sebagai imam pertama Al-Falah. Tapi masih ada atau tidaknya tidak bisa saya pastikan. Kabarnya sudah lapuk termakan usia,” ungkapnya.
Seiring dengan kurun waktu, setelah imam Masjid pertama meninggal, oleh Sultan Siak diberikan kepercayaan kepada Imam H Abdullah (alm) asal Bengkalis, kemudian diteruskan kepada H Muhamad Yunus (Alm) asal Selatpanjang, hingga kini menjadi Imam adalah H Syuib manaf (Alm).
Dari Informasi yang diterima 1977 Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun dilantik. Ketua MUI Pertama Nahar kasim (Alm). Di Al-Falah dibuat berbagai program keagamaan terutama membuka taman bacaan Alquran, membentuk persatuan wirid dan lain sebagainya. Dan kegiatan terebut masih berlanjut hingga saat ini.(mng)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang
Editor: Rindra yasin