KTNA Mart Bantu Pasarkan Produk Pertanian dan Perikanan

Riau | Rabu, 25 September 2019 - 10:35 WIB

KTNA Mart Bantu Pasarkan Produk Pertanian dan Perikanan
POSE BERSAMA: Ketua Umum KTNA Ir H Winarno Tohir (tengah) bersama para peserta Rembug dan Expo KTNA foto bersama di acara KTNA Expo 2019 di kawasan Masjid Raya An-Nur Pekanbaru, Selasa (24/9/2019). (EVAN GUNANZAR /RIAUPOS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Untuk membantu memasarkan produk pertanian dan perikanan di Indonesia, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional akan membentuk KTNA Mart atau toko-toko KTNA di seluruh wilayah Indonesia. Pembuatan KTNA Mart tersebut merupakan salah satu hasil dari rembug utama KTNA Expo 2019 di Pekanbaru, Sabtu hingga Rabu (21-25/9).

 


Ketua Umum KTNA Indonesia, Ir H Winarno Tohir, mengatakan selama ini petani dan nelayan di Indonesia masih mengalami kesulitan memasarkan hasil produk-produknya. Dengan kondisi itu, harga-harga produk petani dan nelayan menjadi rendah.

"Untuk membantu pemasaran itu, kami akan membuat KTNA Mart di seluruh Indonesia. Saat ini, yang sudah diresmikan di Kabupaten Indramayu. Adapun kelebihan dari KTNA Mart ini adalah minimal 35 persen produk yang dijual produk petani dan nelayan lokal. Produk-produk yang dijual itu, bisa ikan kering, keripik, dan buah-buahan segar," katanya.

Rembug utama KTNA Expo 2019 mengangkat tema Memaksimalkan Kuantitas dan Kualitas Produk Pangan Lokal untuk Menuju Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia. Dengan semangat itu, lanjut Winarno, maka dibentuklah kegiatan rembug nasional ini untuk mewujudkan target tersebut.

"Karena kondisi sekarang ini, pendukung selalu meningkat sedangkan luas lahan perlahan tapi pasti terus menurun sehingga dikhawatirkan jika hal ini tidak segera diatasi, maka akan terjadi kekurangan pangan," sebutnya.

Pihaknya juga menghitung, kedaulatan pangan Indonesia berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kekurangan lahan karena satu keluarga atau satu kapita hanya punya 408 meter persegi.

Dengan kondisi seperti itu, mutlak harus dilakukan ekstensifikasi luas lahan. "Dan luas lahan yang ada itu, adalah lahan marjinal yakni lahan gambut dan lahan rawa. Untuk mengelola dua jenis lahan ini tentu perlu teknologi," ujarnya.

Untuk membahas teknologi itu, pihaknya pada 1 Oktober mendatang akan mengadakan pertemuan membahas teknologi yang diperlukan tersebut.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook