JAKARTA dan PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya potensi cuaca ekstrem yang terjadi hingga awal tahun, tepatnya sejak 21 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023. Kondisi cuaca tersebut dipicu berbagai fenomena anomali dinamika atmosfer yang terjadi secara bersamaan.
“Jadi, biasanya satu per satu, tapi ini ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan. Ini mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer memicu peningkatan curah hujan hingga lebat. Bahkan, dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem,” ungkap Kepala BMKG Nasional Dwikorita Karnawati.
Keempat fenomena tersebut, dikatakan Dwikorita, pertama adalah peningkatan aktivitas monsun Asia yang memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan. Kedua, semakin intensifnya fenomena seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan. Termasuk meningkatkan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif.
Ketiga, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia. Di mana, hal itu dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif. Kemudian, berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi hingga mencapai ekstrem. Juga terjadinya peningkatan kecepatan angin permukaan serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.
Keempat, terpantaunya beberapa aktivitas gelombang atmosfer. Yakni fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan (MJO) dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika melintasi Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik dengan melewati kepulauan Indonesia.
Fenomena itu juga terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Di mana, kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia. Terutama di bagian tengah dan timur. “Dan kebetulan pada periode nataru nanti pergerakan awan-awan itu pas melintasi kepulauan Indonesia,” jelasnya.
Dengan adanya 4 fenomena yang terjadi bersamaan itu, pihaknya pun telah melakukan prakiraan berbasis dampak yaknipotensi hujan dengan intensitas signifikan, lebat hingga sangat lebat selama periode 25 Desember 2022 - 1 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah. Di antaranya yakni di, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Kemudian, potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah DKI Jakarta dan Sumatera Selatan. Termasuk Kalimantan Tengah.
Selain itu, perjalanan udara untuk penerbangan potensi awan comulonimbus di wilayah udara Indonesia kaitannya dengan jalur penerbangan dengan prosentase cakupan spasial lebih dari 75 persen. Sehingga perlu diwaspadai dapat mengganggu penerbangan. Hal itu berlaku selama periode 7 hari ke depan, 21-27 Desember 2022. Yakni di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Pihaknya juga mendeteksi adanya potensi gelombang tinggi di perairan Indonesia mulai periode 23-27 Desember 2022. Yaitu untuk tinggi gelombang mencapai 4-6 meter perlu diwaspadai di beberapa wilayah. Di antaranya di Samudra Hindia Selatan Bali, Laut Natuna Utara, dan Selat Makassar bagian selatan. Kemudian, untuk kategori gelombang hingga mencapai ketinggian 2-4 meter yaitu di Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, dan Selat Sunda.
“Dari berbagai fenomena dan potensi cuaca ekstrem, gelombang ekstrim, dan awan-awan tunggu yang dapat mengganggu penerbangan tersebut, kami pun telah merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan mitigasi,” ujarnya.
Adapun rekomendasi tersebut, antara lain diberikan kepada masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan. Yakni agar meningkatkan kewaspadaan. Terutama terus memonitor perkembangan cuaca dari BMKG. Bahkan, pihaknya juga telah memastikan informasi-informasi dari BMKG sampai kepada pengelola pelabuhan maupun bandara. Termasuk juga langsung masuk ke kapal-kapal penyeberangan.
“Kami berharap agar semua memperhatikan sungguh-sungguh kondisi cuaca agar dapat beradaptasi atau memitigasi mencegah terjadinya korban jiwa,” ucapnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, saat ini masih akan masuk dalam puncak musim hujan. Sehingga perlu diwaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi. Di mana, berdasar data yang ada, dari awal Januari hingga 16 November 2022, kejadian bencana yang sering muncul akibat cuaca ekstrem adalah banjir dan genangan. Yakni sebanyak 750 kali sehingga perlu menjadi perhatian.
Di Riau, Pemerintah Provinsi Riau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menerima laporan bahwa sudah 10 kabupaten/kota di Riau yang menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor. Bahkan, di Rokan Hilir (Rohil) ratusan rumah terendam banjir dan di Kepulauan Meranti diterjang rob yakni pasang besar yang menyebabkan luapan air laut.
Ya, ratusan rumah di dua kepenghuluan di Kecamatan Batu Hampar, Rokan Hilir (Rohil) terdampak banjir yang berlangsung dalam waktu cukup lama yakni, sekitar satu bulan terakhir. Salah satu lingkungan terdampak terdapat di RW 03 Dusun Karya Bakti Kepenghuluan Bantaian, Batu Hampar.
Menurut Ketua RW 03 Bantaian, Tasijab kondisi genangan air yang menyasar di lingkungan perumahan masyarakat sudah berlangsung dalam kurun waktu sebulan, dan sampai saat ini masih belum menunjukkan penyusutan.”Apalagi untuk curah hujan masih terbilang tinggi,” katanya.
Ia menyebutkan diperkirakan banjir semakin parah, yang turut diperparah dari adanya kerusakan salah satu bendungan yang terdapat di wilayah kecamatan tersebut shingga berakibat pada genangan air yang masih tertahan dengan ketinggian, yang umumnya sudah di atas mata kaki orang dewasa.
Tasijab menambahkan, akibatnya warga terkendala dalam melakukan aktivitas seperti biasanya. “Memang ada yang bertahan, namun sudah ada juga yang mengungsi sementara waktu ke tempat kerabat,” kata Tasijab. Selain itu dengan banjir yang terjadi di tempat umum seperti sekolah, fasilitas kesehatan akibatnya tak bisa difungsikan dengan baik.
Selaras dengan itu Camat Batu Hampar, Auzar menyebutkan sejauh ini sudah terdata lebih dari 500 rumah warga yang tersebar di dua kepenghuluan yang terdampak banjir. “Sebagian warga sudah memilih untuk mengungsi,” katanya.
Sedangkan di Kepulauan Meranti, banjir rob terjadi di sejumlah titik lokasi rawan. Air laut meluber ke daratan rendah hingga menggenang ruas jalan, rumah, kantor desa hingga menggangu aktivitas warga. Banjir rob berlangsung sejak beberapa hari terakhir. Namun dari pantauan Riau Pos, Jumat (23/12) pagi, air laut naik di atas kondisi wajar.
Seperti yang dialami Warga Desa Alah Air, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti. Persisnya, warga desa yang berada di Jalan Belibis, yang mengarah pesisir laut. Sejumlah rumah warga tergenang. Tinggi air hingga melebihi batas pimggul orang dewasa. Sedikitnya enam rumah warga terdampak.
Walaupun demikian genangan banjir rob tersebut tidak berlangsung lama, hanya beberapa jam saja, mulai pukul 8.00WIB hingga pukul 11.45 WIB. “Kondisi seperti hadiah rutin yang kami terima yang berlangsung setiap kali masuk penghujung tahun. Memang sebentar jasa. Tapi seluruh barang rumah kena imbasnya. Apalagi membersihkannya,” ungkapnya.
Untuk itu kami berharap besar peran dari pihak terkait agar mampu mengatasi ini sehingga kejadian serupa tidak rutin mereka terima. Belum lama ini kejadian duka karena rob. Balita asal Desa Sendanu Darul Ihsan, Kecamatan Kecamatan Tebingtinggi Timur menjnggal dunia tenggelam di genangan rob, beberapa waktu lalu (26/11/2022).
Menyikapi kondisi ini, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Andi Yul Lapawesean Tendri Guling SIk MH mengingatkan warga untuk dapat selalu waspada terhadap kondisi tersebut, terutama kepada orang tua untuk selalu mengawasi pergerakan anaknya. ‘’Kami turut berduka cita terhadap kejadian tersebut. Kami juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati. Dan waspada setiap pergerakan anaknya masing masing,” ujarnya.
Sementara itu, di Pekanbaru, BPBD Kota Pekanbaru mendata ada sekitar 303 rumah warga yang terendam dengan 301 kepala keluarga (KK) terdampak bencana banjir, Kamis (22/12). Korban tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Sail, dan Kecamatan Bukit Raya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Pekanbaru Zarman Chandra, Jumat (23/12) mengatakan satu unit rumah di Kelurahan Bencah Lesung, Kecamatan Tenayan Raya hancur terkena longsor. Kondisi rumah hancur disapu air dan lumpur dengan tiga orang penghuni rumah luka-luka.(fad/w ir/das)
Laporan JPG, dan TIM RIAU POS, Jakarta dan Pekanbaru