PADANG (RIAUPOS.CO) - Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Ganefri PhD menyampaikan apresiasi atas visi Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi dalam memajukan dunia pendidikan di Riau.
Prof Ganefri menilai visi dan misi Syamsuar sangat peduli dengan dunia pendidikan, oleh sebab itu Gubri diundang untuk berkenan hadir memberikan orasi dalam Wisuda Periode 131 Universitas Negeri Padang. ‘’Oleh sebab itu mungkin kepada adik-adik mahasiswa dari Riau, beruntung punya pak H Syamsuar (sebagai gubernur Riau,red),’’ ujarnya, dalam acara wisuda periode 131 UNP, Senin (19/6).
Rektor UNP tersebut melanjutkan, dia turut mendoakan agar orang nomor satu di Provinsi Riau tersebut selalu diberikan kesehatan dalam membangun Riau.
Karena visi Gubri Syamsuar untuk pendidikan ini menjadi yang nomor satu, yakni untuk mensejahterakan, meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Riau.
Rektor UNP itu turut mendoakan Gubri, diberikan kesehatan kekuatan untuk membangun Riau, karena visi beliau untuk pendidikan ini menjadi yang nomor satu untuk mensejahterakan meningkatkan indeks pembangunan manusia di Provinsi Riau. ‘’Khusus kepada masyarakat Minang yang ada di Riau, kemudian ada kolega dunsanak kita di Riau dengan kehadiran Pak Gubernur Riau Syamsuar hari ini mudah-mudahan beliau kita doakan sukses memimpin Provinsi Riau,” ujarnya.
Prof Ganefri menambahkan, mahasiswa Riau yang studi di UNP sekitar 2.980-an atau orang hampir mendekati 3 ribu. Serta alumni UNP di Riau juga sangat banyak, terutama yang mengabdikan diri di tenga pendidikan dan pendidikan di Riau.
Menurutnya, kehadiran Gubernur Riau dalam acara wisuda UNP hari ini merupakan satu kebanggaan bagi UNP dan juga sebuah sejarah. Sebab di acara wisuda UNP baru pertama kali Gubernur Riau hadir di UNP di zaman Gubri Syamsuar. ‘’Saya beberapa bulan yang lalu berkunjung ke Riau melantik ikatan pengurusan UNP di sana. Pak Gubri Syamsuar langsung hadir, jadi kalau kita melihat visi dan misi beliau sangat peduli dengan dunia pendidikan. Oleh sebab itu kita undang ketika itu berkenan beliau hadir memberikan orasi hari ini,’’ tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan bahwa isu pendidikan merupakan isu utama dalam pembangunan manusia Indonesia yang unggul. Di mana pada tahun 2045 ditargetkan rata-rata lama sekolah yaitu 12 tahun, angka partisipasi kasar perguruan tinggi sebesar 60 persen, dan angkatan kerja lulusan SMA sederajat dan perguruan tinggi sebesar 90 persen.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, sebut Gubri, Pemerintah Provinsi Riau konsen pada peningkatkan kualitas guru sebagai salah satu upaya meningkatkan derajat pendidikan pada jenjang SMA/SMK/SLB di Provinsi Riau.
Maka mulai tahun 2019 lalu, hingga tahun 2022 Pemerintah Provinsi Riau telah meningkatkan kompetensi lebih dari 2.000 guru dan pada tahun 2023 ini akan kembali meningkatkan kompetensi lebih dari 800 guru.
‘’Selain Diklat, Pemerintah Provinsi Riau juga terus meningkatkan kualifikasi guru dengan beasiswa S2 dan S3 yang juga mulai dilaksanakan pada tahun 2020 hingga saat ini. Di mana dengan menggunakan anggaran lebih dari Rp70 miliar setiap tahunnya,’’ sebutnya.
Mantan Bupati Siak dua periode tersebut melanjutkan, terkait pemenuhan tenaga guru, Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan keperluan tenaga guru tahun 2022 sebanyak 7.297 formasi sesuai dengan Keputusan Menpan RB Nomor 792 Tahun 2022.
Namun saat ini baru diberi kesempatan sebanyak 3.302 orang oleh Menpan RB. Untuk itu Pemerintah Provinsi Riau masih akan terus memperjuangkan 3.995 formasi lagi pada tahun 2023 ini, agar kebutuhan Guru di satuan pendidikan dapat terpenuhi. ‘’Sehingga proses belajar dan mengajar tidak terganggu akibat penumpukan jam mengajar pada guru PNS,’’ ucapnya.
Syamsuar menerangkan, dalam rangka memastikan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang sama di Riau. Pemerintah Provinsi Riau memiliki Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah yang efektif berjalan mulai tahun 2020 sehingga siswa pada jenjang SMA/SMK/SLB Negeri dapat bersekolah gratis, pada satuan pendidikan swasta dapat membantu meringankan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu.
Terangnya, rentang nilai satuan biaya per peserta didik per tahun sebesar Rp1.500.000 untuk jenjang SMA Negeri, Rp1.600.000 untuk jenjang SMK Negeri, Rp1.400.000 untuk jenjang SLB Negeri.
Di mana terdapat uang pokok lembaga pada satuan pendidikan negeri yang jumlah siswanya tidak mencapai 200 siswa sebesar Rp100 juta sampai dengan Rp200 juta sebagai dana tambahan. ‘’Sedangkan untuk Satuan Pendidikan Swasta sebesar Rp400.000 dalam bentuk hibah. Dana BOSDA telah diberikan kepada 448 Satuan Pendidikan Negeri dan 362 Satuan Pendidikan Swasta dengan total anggaran sebesar lebih dari Rp350 miliar setiap tahunnya,’’ tuturnya.
Selain dana BOSDA, jelas Syamsuar, Pemerintah Provinsi Riau juga memiliki bantuan siswa miskin dan bantuan siswa komunitas adat terpencil sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir kemiskinan ekstrim di Provinsi Riau.
Bantuan tersebut juga efektif berjalan mulai tahun 2020, di mana siswa yang tidak mampu berdasarkan hasil seleksi mendapatkan bantuan sebesar Rp1.100.000 per siswa per tahun.
‘’Bantuan tersebut dapat digunakan siswa untuk belanja kebutuhan sekolah seperti pakaian seragam, sepatu, tas dan lain sebagainya. Siswa penerima meningkat setiap tahunnya. Di mana pada tahun 2020 berjumlah 1.530 siswa hingga tahun 2023 ini akan diberikan kepada 4.450 siswa terdiri dari 4.250 bagi bantuan siswa miskin dan 200 bagi bantuan siswa komunitas adat terpencil dengan anggaran sebesar lebih dari Rp4,8 miliar,’’ jelas Gubri.(adv/sol)