Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Provinsi Riau Melaksanakan Iven Laseda Riau 2019

Riau | Sabtu, 19 Oktober 2019 - 10:51 WIB

Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Provinsi Riau Melaksanakan Iven Laseda Riau 2019
Pembukaan Kegiatan LASEDA dihadiri Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru diwakili Kabid Pembinaan Seni dan Budaya T. Agustiwalti Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yose Rizal , Ketua MKA LAM Riau Datuk Al Azhar, Syukur Asih Suprojo dari Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI , Ketua AGSI Provinsi Riau Maruhum Manik Pengurus Pusat AGSI , Muhammad Yuzar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang diwakili Pejabat dari Kabid Pembinaan SMA Ridwan MSi, Rabu (16/10/2019). (AGSI RIAU FOR RIAUPOS)

Ketua AGSI Pusat, Sumardiansyah Perdana Kusuma melalui sambutan tertulisnya mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya program ini, dan memastikan AGSI akan selalu memberi kontribusi untuk kemajuan pendidikan dan juga turut serta berpartisipasi memecahkan persolan bangsa terkini.  Ketua MKA LAM Riau Datuk Al azhar, yang didaulat untuk memberikan sambutan dan bimbingan bagi guru-guru sejarah dan siswa SMA/SMK/MA yang hadir; menyampaikan dukungan LAM Riau bagi AGSI Provinsi Riau dalam upaya menggali dan melestarikan sejarah dan budaya di bumi Melayu ini. "Pintu LAM Riau terbuka untuk  aktivitas guru-guru sejarah. Silakan datang dan gunakan gedung LAM Riau," ujarnya.

Syukur Asih Suprojo selaku Kasubdit Program Evaluasi dan Dokumentasi di Direktorat Sejarah Kemendikbud menjelaskan berbagai upaya dan program Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI dalam tiga tahun terakhir ini. Memfasilitasi beragam kegiatan kesejarahan yang pelaksanaannya diberikan kepada komunitas-komunitas sejarah yang layak dan dianggap punya kemampuan, salah satunya AGSI Provinsi Riau. Untuk itu ua sangat apresiatif dengan keberadaan AGSI Provinsi Riau yang hadir sebagai komponen penting untuk mendukung program pemerintah tersebut.


Selanjutnya, setelah pembukaan kegiatan secara resmi, Lawatan Sejarah Daerah Riau diawali dengan pemberian materi dari narasumber budayawan nasional dan penulis dari Riau, Datuk Taufik Ikram Jamil. Yang menjelaskan perjalanan sejarah lokal di Riau dari dulu hingga kini. Sesi ini dipandu Moderator Muhammad Yuzar, MPd yang selain sebagai pengurus AGSI Pusat, kesehariannya adalah Widyaiswara Disdik Provinsi Riau. Narassumber kedua adalah  Syukur Asih Suprojo dari Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI. Ia memaparkan tentang Ekosistem Kesejarahan dalam Pemajuan Kebudayaan dan Pendidikan Sejarah. Dengan moderator Maruhum Manik  yang juga Ketua AGSI Provinsi Riau dan sehari-hari bertugas sebagai guru sejarah di SMA Cendana Pekanbaru. Narasumber ketiga Asyrul Fikri seorang praktisi pendidikan di Pekanbaru yang juga Dosen Program Studi Sejarah FKIP Universitas Riau yang memaparkan tentang  bagaimana mengajarkan sejarah sehingga menjadi sesuatu yang menarik bagi peserta didik. Moderator Andri Karmidi yang keseharian sebagai Wakil Kepala Sekolah SMAN Plus Provinsi Riau. Kegiatan hari pertama ini diikuti begitu antusias meski berlangsung hingga malam hari.

Hari kedua kegiatan dilanjutkan dengan lawatan sejarah ke tempat-tempat bersejarah. Diawali ke Monumen Kereta Api dan Tugu Pahlawan Kerja di Simpang Tiga, Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Disambut dengan sangat antusias oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru diwakili Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Anis dan tim dengan pemandu Andriwan Syawal. Situs ini menjadi bukti kekejaman tentara pendudukan Jepang di Riau dengan mengerahkan romusha untuk membuka jalur kereta api dari Sumatera Barat ke Pekanbaru, Riau pada tahun 1943-1945 untuk bisa mengangkut batubara sebagai kebutuhan mereka untuk memenangkan perangnya di Asia. Selanjutnya lawatan  ke Komplek Masjid Raya Pekanbaru, salah satu masjid tertua di Pekanbaru yang didirikan tahun 1762. Di sana juga terdapat situs budaya, kompleks Makam Marhum Pekan yang merupakan pendiri kota Pekanbaru dan objek terakhir adalah Candi Muara Takus di Muara Mahat Kabupaten Kampar Riau yang berjarak lebih 130 km dari Pekanbaru dan ditempuh menggunakan dua bus dalam perjalanan hampir iga jam lebih. Candi ini merupakan situs candi tertua di Sumatera yang terbuat dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Dan juga mempunyai kemiripan dengan arsitektur candi-candi di Myanmar. Kapan candi ini didirikan, sampai saat ini masih belum ada kepastian. Tetapi yang pasti telah ada pada zaman Sriwijaya abad VII M. Hingga saat ini, kompleks candi ini ramai dikunjugi wisatawan dan para penziarah mancanegara. Kegiatan ini juga dilanjutkan sampai malam hari untuk menyusun laporan perjalanannya. Hari ketiga diisi penyampaian materi oleh siswa dengan penampilan berkelompok. Di hadapan guru-guru dan siswa. Dalam iven ini juga berlangsung pameran buku sejarah oleh Penerbit Mediatama Cabang Riau-Kepri.  Acara kemudian ditutup secara resmi oleh Ketua AGSI Provinsi Riau didampingi panitia pelaksana kegiatan yang diketuai  Zefri Hidayat yang keseharian sebagai guru MAN 2 Pekanbaru. (ifr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook