Sebelumnya jenazah Beny akan dimakamkan oleh keluarganya di kampung halaman sekaligus tanah kelahirannya di Padangpariaman, Sumatera Barat. Namun dari informasi yang beredar, tokoh adat maupun warga setempat menolak jika pria kelahiran 18 Juni 1986 yang dikenal sebagai pekerja instalasi listrik tersebut dimakamkan di sana.
“Kami juga sudah dengar kabar kalau dia ditolak di sana. Dan kami kan pernah ketemu dengan orangtua dan anak-anaknya. Kebetulan keluarganya kan tinggal di sini, jadi itulah alasan kami, kenapa kami bisa menerimanya dikuburkan di sini. Dan juga karena sesama manusia,” katanya.
Sementara itu saat ditanyakan apakah keluarga akan menggelar pengajian, Firdaus mengaku dirinya tidak mengetahui hal itu. “Itu terserah keluarga nantinya. Kami cukup memfasilitasi bisa dimakamkan di sini,” jelasnya.
Tak Ada Dendam
Terpisah, Wakapolda Riau Brigjen Pol HE Permadi mengatakan, meski kerusuhan yang terjadi di Rutan Cabang Salemba, Selasa (8/5) lalu menggugurkan lima anggota Polri, namun pihaknya tidak menyimpan rasa dendam kepada almarhum Beny.
“Semoga almarhum diberikan tempat yang layak. Insya Allah tidak ada dendam. Namun demikian balasan dari Polri kepada mereka tidak seperti itu, kita sama-sama manusia. Tetap dimaafkan apa pun yang telah mereka lakukan,” ujar HE Permadi.
Kedatangan jenazah Beny memang tidak ada pengawalan khusus dari anggota polisi. Tapi dari pihak Polsek Siak Hulu selaku pemangku wilayah sudah berkoordinasi dengan keluarganya untuk proses pemakaman. “Tidak ada pengawalan khusus. Mungkin dari bandara ke pemakaman hanya estafet saja, soalnya itu kan di Polres Kampar,” sebutnya.
Dia berharap dengan adanya peristiwa kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu bisa membuat masyarakat lebih cerdas. “Masyarakat lebih mengerti apa yang terjadi saat situasi seperti itu. Dan semoga Polri khususnya Polda Riau diberikan kesehatan dan kekuatan. Tolong di-support. Kalau seandainya ada salah atau tidak mengenakkan sampaikan saja, kami sudah membuka pengaduan seluas-luasnya,” ujarnya.(dal)